BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2025.
Menurut Anhar, meski hingga pertengahan tahun jumlah kasus belum setinggi tahun sebelumnya, potensi peningkatan tetap perlu diwaspadai, terutama karena kondisi cuaca yang tidak menentu.
Baca juga: Persib Pinjamkan Adzikry ke Persijap Jepara, Komitmen Kembangkan Pemain Muda Berlanjut
“Sepanjang 2024, angka kasus DBD sangat tinggi, mencapai 7.680 kasus. Sementara untuk 2025, dari Januari hingga Juni sudah tercatat 1.653 kasus. Ini baru sepertiganya, tapi melihat tren cuaca kemarau basah seperti sekarang, kita harus tetap waspada,” ujar Anhar, Kamis (3/7/2025).
Ia menjelaskan, kemarau basah menciptakan banyak tempat ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebar virus DBD. Kondisi ini memperbesar peluang penyebaran penyakit, sehingga masyarakat perlu lebih aktif menjaga lingkungan.
“Tempat bertelurnya nyamuk jadi semakin banyak. Maka dari itu, sepanjang tahun ini kita harus tetap siaga,” tegasnya.
Terkait angka kematian akibat DBD di Bandung, Anhar menyatakan belum ada data pasti. Namun, ia memastikan bahwa situasi masih dalam kategori terkendali.
“Target nasional maksimal angka kematian 1 persen dari total kasus. Kita masih di bawah itu, artinya sistem pelayanan kesehatan di Kota Bandung cukup baik,” jelasnya.
Anhar juga mengingatkan bahwa metode pengendalian paling efektif bukanlah fogging, melainkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ia mengajak masyarakat untuk menjalankan gerakan 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur barang bekas.
“Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Pencegahan terbaik tetap PSN. Kami terus mendorong masyarakat agar aktif melakukan 3M sebagai upaya utama pencegahan DBD,” tutupnya.
(Yusuf Mugni)