BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto, mengungkapkan hingga saat ini belum ada solusi permanen untuk mengatasi penumpukan sampah, terutama di kawasan pasar dan permukiman padat.
Salah satu persoalan utama adalah keterbatasan armada truk pengangkut yang tidak sebanding dengan volume sampah harian yang terus meningkat.
Baca Juga: Dukung “Angkot Pintar”, DPRD Kota Bandung Soroti Efektivitas dan Transparansi Anggaran
“Kami masih kekurangan sekitar 30 rit per hari. Itu artinya sekitar 210 ton sampah belum bisa terangkut setiap harinya,” kata Darto saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa (1/7/2025).
Darto menjelaskan, kapasitas pengangkutan saat ini hanya mencapai 80 ritasi per hari, padahal kebutuhan idealnya berada di angka 110 ritasi atau lebih. Keterbatasan ini menyebabkan keterlambatan penanganan sampah di sejumlah titik krusial di Kota Bandung.
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa DLH kerap harus menunda pengangkutan karena lokasi pembuangan belum siap menampung ritasi tambahan. Dalam beberapa kasus, sampah terpaksa disimpan di dalam truk hingga malam hari atau bahkan esok harinya karena antrean yang belum terurai.
“Kondisi ini memang tidak ideal. Kadang kami harus memprioritaskan titik-titik darurat, sehingga jadwal pengangkutan reguler terganggu,” jelasnya.
Keterbatasan Sistem Ritasi
Sebagai contoh, ia menyebut kawasan Komplek Bumi Asri yang mengalami lonjakan sampah. Meskipun penanganan dilakukan cepat, distribusi pengangkutan tetap terhambat akibat keterbatasan sistem ritasi.
Menurutnya, pengurukan sampah menjadi langkah darurat yang terpaksa diambil. Namun, itu berdampak pada terganggunya pengangkutan rutin.
DLH Kota Bandung juga terus melakukan manuver operasional agar pelayanan tetap berjalan. Namun, permasalahan ritasi ini merupakan imbas dari belum terealisasinya pengadaan tambahan truk dari APBD tahun sebelumnya.
“Kami sudah mendapatkan alokasi anggaran dari APBD 2024, tapi implementasinya masih tersendat. Kami sedang cari solusi percepatan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari solusi jangka menengah, DLH sedang menjajaki kerja sama dengan mitra baru dalam pengelolaan sampah. Saat ini, calon mitra tersebut masih dalam proses perizinan operasional. Jika disetujui, Kota Bandung akan memiliki tambahan titik pembuangan atau pengolahan untuk menampung kelebihan volume sampah.
“Kalau izin mitra ini keluar, kami punya opsi tambahan pembuangan ritasi. Semoga segera terealisasi,” jelas Darto.
Di sisi lain, ia juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pengelolaan sampah sejak dari rumah, khususnya melalui pemilahan dan pengurangan sampah organik.
“Partisipasi warga sangat penting. Pilah sampah dari rumah, kurangi sampah basah, itu sangat membantu meringankan beban kami,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)