BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mendesak pemerintah pusat agar segera mengaktifkan kembali layanan penerbangan komersial reguler di Bandara Husein Sastranegara. Menurutnya, pengoperasian kembali bandara tersebut akan berdampak besar terhadap kebangkitan sektor ekonomi dan pariwisata Kota Bandung.
“Sekarang kami sedang menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Mudah-mudahan bisa segera aktif kembali. Meskipun tidak bisa langsung, setidaknya dimulai secara bertahap,” ujar Farhan, Senin (23/6/2025).
Baca Juga: Wakil Wali Kota Bandung Instruksikan DLH Bersihkan Tumpukan Sampah Dua Tahun di Pasar Cihaurgeulis
Farhan mengakui bahwa Bandara Husein memiliki keterbatasan dalam melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 atau Airbus A380. Namun untuk jenis pesawat berbadan sempit seperti Boeing 737, Airbus A320, atau ATR, masih sangat memungkinkan untuk beroperasi di bandara tersebut.
“Untuk pesawat besar seperti A330, 777, atau 380 memang tidak memungkinkan. Tapi untuk jenis pesawat seperti 737, 320, atau ATR, sangat terbuka. Tidak masalah,” jelasnya.
Usulan pengaktifan kembali Bandara Husein telah disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan kini tinggal menunggu keputusan di tingkat nasional.
“Pemprov Jabar sudah merespons. Sekarang tinggal menunggu keputusan dari pusat,” kata Farhan.
Mengembalikan Fungsi Bandara Husein Sastranegara
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak sedang merancang bandara tersebut menjadi hub internasional atau pusat embarkasi haji. Tujuannya murni untuk mengembalikan fungsi awal Bandara Husein sebagai bandara komersial domestik, seperti sebelum pandemi COVID-19.
“Kita hanya ingin kembali ke kondisi tahun 2019, saat Bandara Husein bisa melayani hingga 4 juta penumpang per tahun. Sekarang semua rute dialihkan ke Halim,” ucapnya.
Farhan juga menyoroti ketimpangan yang terjadi akibat pengalihan rute penerbangan ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Menurutnya, keuntungan ekonomi berpindah ke Jakarta, sementara Bandung dan wilayah sekitarnya kehilangan potensi besar.
“Yang untung ya Jakarta. Jawa Barat, khususnya Bandung Raya, gak dapat apa-apa. Itu logika yang paling sederhana,” tegasnya.
Ia juga menilai bahwa konektivitas darat seperti jalan tol belum bisa sepenuhnya menggantikan peran bandara, terutama untuk perjalanan jarak jauh. Kota-kota seperti Bali, Medan, Makassar, Balikpapan, dan Palembang disebut sebagai contoh wilayah yang selama ini menjadi penyumbang utama wisatawan ke Bandung.
“Sebelum pandemi, 4 juta penumpang datang ke Bandung setiap tahun, termasuk dari Johor dan negara-negara ASEAN. Masa kita gak mau kembalikan itu?” pungkas Farhan.
(Yusuf Mugni)