BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, kembali mendesak pemerintah pusat untuk membuka kembali Bandara Husein Sastranegara. Desakan ini muncul menyusul berbagai permasalahan operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, yang dinilai membebani anggaran tanpa dampak signifikan bagi masyarakat.
Farhan mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghabiskan lebih dari Rp60 miliar per tahun untuk menopang operasional Kertajati. Namun, manfaatnya belum terasa secara merata oleh warga Jabar, khususnya Bandung.
Baca Juga: Disnaker Catat, Sebanyak 951 Warga Bandung Terdampak PHK Hingga Mei 2025
“Saya apresiasi Pak Gubernur yang serius mengoptimalkan Kertajati. Tapi sekarang, situasinya sudah mulai mendesak,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Kamis (12/6/2025).
Ia membantah anggapan bahwa Bandara Husein hanya melayani kebutuhan warga Bandung. Menurutnya, justru Kota Bandung merupakan pusat pasar penerbangan terbesar di Jawa Barat.
“Banyak yang bilang Husein itu cuma buat manjain orang Bandung. Tapi faktanya, banyak penumpang malah lebih memilih mendarat di Halim ketimbang ke Kertajati,” katanya.
Penutupan Bandara Husein, lanjut Farhan, berdampak signifikan terhadap lesunya sektor pariwisata di Bandung. Ia menilai pembukaan kembali bandara tersebut merupakan langkah strategis untuk menggairahkan kembali ekonomi lokal.
“Kembalinya Husein akan menghidupkan pariwisata, bukan hanya di Bandung, tapi juga Jawa Barat secara keseluruhan,” tegasnya.
Farhan juga mengkritik pendekatan “pemaksaan” dalam memindahkan semua penerbangan ke Kertajati. Ia menilai langkah tersebut tidak sesuai dengan realitas di lapangan.
“Faktanya, pelancong tetap lebih memilih Halim. Akibatnya, keuntungan ekonomi malah mengalir ke Jakarta, bukan ke Jawa Barat,” tandasnya.
Farhan pun meminta pemerintah pusat dan Pemprov Jabar untuk merumuskan kebijakan yang lebih rasional dan berpihak pada kebutuhan riil masyarakat.
“Saya tidak menolak pengembangan Kertajati sebagai bandara internasional ke depan. Tapi jangan sampai akal sehat dan kepentingan masyarakat Bandung jadi dikorabankan,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni)