spot_img
Kamis 29 Mei 2025
spot_imgspot_img

Colok Gembrung Makanan Khas Ciamis Siap Bersaing di Pasar Modern

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Colok Gembrung merupakan camilan khas Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar). Makanan tersebut menyimpan cerita panjang tentang kreativitas warga dalam mengolah limbah dapur rumah potong hewan.

Colok Gembrung terbuat dari potongan kulit Sapi. Saat ini menjadi salah satu ikon kuliner tradisional yang masih bertahan di tengah gempuran jajanan modern.

BACA JUGA:

Pemkab Ciamis Gelar Pameran Lukisan dan Menggambar

Colok Gembrung berasal dari Dusun Pasir Datar, Desa Mekarjaya Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Bentuknya menyerupai sate dengan potongan kulit sapi yang direbus dan ditusuk menggunakan lidi.

Makanan tersebut dilumuri bumbu khas berbahan dasar minyak Galendo yang menjadi ciri khas masakan Sunda.

Nama “Colok Gembrung” sendiri berasal dari kata “colok” (menusuk) dan “gembrung” yang merujuk pada tekstur kulit sapi kering yang menyerupai permukaan bedug.

Rukmini (74) generasi ketiga pembuat Colok Gembrung mengisahkan, awal mula makanan tersebut diciptakan oleh neneknya (alm Imoh) pada dekade 1960-an.

Kala itu, sang suami yang bekerja sebagai jagal di tempat pemotongan hewan sering membawa kulit sapi sebagai bagian dari upah.

Limbah kulit sapi tersebut kemudian diolah menjadi camilan rumahan.

BACA JUGA:

Spanduk Menakutkan Muncul di Jembatan Cinta Ciamis

“Kulit sapi direbus, dipotong kecil-kecil lalu ditusuk lidi dan dibumbui dengan galendo. Rasanya gurih manis,” ungkapnya.

Menuurt Rukmini, awalnya Colok Gembrung hanya dikonsumsi untuk keluarga. Namun seiring waktu, Dia menjualnya ke pasar.

Sejak lulus sekolah tahun 1962, Dia jalan kaki menuju Pasar Ciamis yang kini menjadi Alun-alun membawa dagangannya.

“Saya berangkat subuh menggunakan penerangan Obor dari daun kelapa kering jalan kaki menuju pasar Ciamis,” ungkapnya.

Dia mengatkan, kini produksi Colok Gembrung dilanjutkan oleh anaknya Yudi (50) yang merupakan generasi keempat.

Dia mampu memproduksi 800-2 ribu tusuk per hari . Harganya sangat murah. Yakni, Rp1 ribu per tusuk.

“Sekarang saya fokus jualan di Pasar Banjar. Ada juga saudara yang jual di Pasar Ciamis dan Tasikmalaya,” kata Yudi.

BACA JUGA:

Ayah Biadab di Pamarican Ciamis Belasan Kali Cabuli Anak Tiri

Saat ini Yudi tengah merancang inovasi agar Colok Gembrung bisa bertahan lebih lama dan siap dipasarkan secara daring.

Tantangannya adalah menyesuaikan produk tradisional itu dengan tuntutan kemasan dan distribusi modern tanpa mengurangi cita rasa aslinya.

“Saya dan 10 keluarga di Desa Mekarjaya turut memproduksi kudapan ini untuk berbagai pasar di wilayah Priangan Timur,” ungkapnya.

(Husen Maharaja/Bambang Fouristian)

spot_img

Berita Terbaru