spot_img
Senin 19 Mei 2025
spot_imgspot_img

“Bandung Punya Cerita”, Langkah Kolaboratif Menuju Kota Kreatif Berkelas Dunia

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kota Bandung kembali menunjukkan tajinya sebagai episentrum kreativitas nasional. Melalui program “Bandung Punya Cerita”, pemerintah kota bersama berbagai pemangku kepentingan menghadirkan ruang kolaboratif yang mengangkat potensi lokal dalam bentuk cerita, budaya, dan karya kreatif.

Apresiasi tinggi datang dari Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, yang menilai Bandung sebagai model ideal kota kreatif berbasis komunitas dan kolaborasi.

Baca Juga: Bandung Hadirkan “Kota Cerita” Wisata Berbasis Kisah dan Literasi

“Bandung bukan hanya tempat lahirnya para talenta, tapi juga tanah subur bagi tumbuhnya brand-brand lokal kuat. Ini bukti bahwa daerah mampu menjadi pusat inovasi dan kreativitas,” ujarnya dalam konferensi pers di Microlibrary Asia Afrika, Senin (19/5/2025).

Irene menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, serta memberi ruang bagi munculnya ide-ide segar dari masyarakat.

“Ekonomi kreatif bukan sekadar produk yang sudah ada. Dari Bandung bisa lahir komik, film, game, hingga animasi yang mengangkat kearifan lokal ke level nasional bahkan global,” tambahnya.

Literasi dalam Wajah Baru

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyambut semangat ini dengan membuka perspektif baru soal literasi. Menurutnya, literasi bukan lagi terbatas pada buku dan perpustakaan, tetapi mencakup berbagai medium digital yang lebih dekat dengan generasi muda.

“Literasi hari ini bisa melalui game, konten digital, video, bahkan media sosial. Anak muda Bandung punya ruang besar untuk itu. Maka kami dorong lahirnya pelatihan storyteller, produksi konten, dan berbagai kegiatan interaktif,” ujar Farhan.

Tiga Dimensi Waktu: Bihari, Kiwari, Sampeureun Jaga

Rangkaian acara Bandung Punya Cerita akan dimulai pada 28 Juni 2025 dengan mengusung tema:
“Bihari, Kiwari, dan Sampeureun Jaga”, yang berarti: dulu, kini, dan masa depan.

Program ini terbagi menjadi tiga bagian besar:

  1. Bandung Bihari
    Mengajak warga menyelami sejarah Bandung melalui pameran arsip visual, cerita rakyat di taman, dan tur ke cagar budaya.
  2. Bandung Kiwari
    Ruang kolaboratif masa kini yang menampilkan seni kontemporer, pertunjukan komunitas kreatif, influencer, pop-up market lokal, hingga kuliner khas Asia-Afrika.
  3. Bandung Sampeureun Jaga
    Menggambarkan visi masa depan Bandung melalui parade cerita lintas zaman, pertunjukan video mapping, serta Wall of Hope — dinding harapan warga untuk kotanya.

Bandung sebagai Ruang Cerita

Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, Fajar Kurniawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menghidupkan kembali kisah Bandung secara partisipatif.

“Bandung bukan sekadar kota, tetapi ruang hidup penuh cerita. Melalui acara ini, kami ingin mendengarkan kembali suara warga, menggali sejarah, serta membayangkan Bandung di masa depan,” ucap Fajar.

Ia juga menyebut rencana aktivasi Perpustakaan Mikro di Alun-Alun Bandung sebagai Perpustakaan Asia-Afrika, serta kolaborasi lintas komunitas, baik lokal maupun internasional, sebagai bagian dari semangat solidaritas budaya.

Mendorong Dampak Nyata

Dinas-dinas terkait diharapkan menjadikan momentum ini untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif lokal dan menarik lebih banyak wisatawan ke Kota Bandung.

“Jika acara ini sukses, Bandung bisa jadi pusat kegiatan kreatif yang membawa dampak ekonomi riil,” pungkas Farhan.

(Yusuf Mugni)

spot_img

Berita Terbaru