BANDUNG,FOKUSJabar.id: Rangkaian panjang proses pemilihan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) masa bakti 2025-2030 telah usai dengan menasbihkan Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. menggantikan Prof. Dr. M. Solehuddin, M.A., M.Pd. Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI 2020-2025 tersebut terpilih menjadi Rektor UPI masa bakti 2025-2030 usai memperoleh 28 suara saat proses pemungutan suara langsung (voting) pada Sidang Pleno Khusus MWA di Kampus UPI Bumi Siliwangi, Kota Bandung, Kamis (15/5/2025).
Menakhkodai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) tertua di Indonesia, Prof. Didi Sukyadi memikul tanggung jawab besar membawa UPI lebih baik dalam lima tahun kedepan. Termasuk mengemban harapan besar dari MWA, Senat Akademik, sivitas akademik, hingga masyarakat umum yag menginginkan lulusan UPI memiliki empat kecerdasan yakni Intelektual Intelligence (II), Emotional Intelligence (EI), Spiritual Intelligence (SI), dan Physical Intelligence (FI).
Selama menjalani proses panjang pemilihan mulai dari penetapan bakal calon hingga terpilih sebagai Rektor UPI masa bakti 2025-2030, Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. mengaku mendapatkan sebuah pengalaman tentang kedewasaan yang luar biasa. Jabatan yang kini diembannya merupakan amanah dan tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan.
“Saya meminta kepada semua civitas akademika untuk kembali bersatu membangun UPI jadi lebih baik kedepan sekaligus membangun UPI sebagai kampus rujukan Asia dalam peringkat universitas. Saya meminta semua pihak senantiasa mengingatkan saya supaya tetap di koridor dan berharap dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama membangun UPI jadi lebih baik dimasa depan,” kata Prof. Didi.

Dalam memimpin UPI lima tahun kedepan, Prof. Didi Sukyadi bertekad membawa universitas yang semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) ini menjadi rujukan Asia sesuai dengan Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) UPI 2025-2030. Untuk itu, diperlukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya melalui Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings maupun Times Higher Education World University Rankings.
“Untuk mencapai itu, UPI harus bertransformasi dari universitas yang menekankan kepada teaching atau pengajaran menjadi universitas yang menekankan kepada riset dan kewirausahaan. Dengan demikian, UPI bisa menjadi kampus berdampak bukan hanya dari sisi rekognisi internasional tetapi juga bagi masyarakat,” kata Didi.
Berbagai upaya untuk mencapai hal tersebut, lanjut Didi, diantaranya dengan lebih menekankan kepada riset hingga hilirisasi hasil riset. Beberapa produk yang terlah diciptakan sivitas akademika dan dimiliki UPI, harus mampu diperbanyak dan diperluas atau bahkan diproduksi massal sehingga produk hasil riset tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
“Disamping itu melalui dampak lain misalnya dalam bentuk pemikiran rekomendasi dari sivitas akademika UPI, pengabdian kepada masyarakat atau dalam bentuk kerjasama dengan pemeritah kota/kabupaten baik di Jabar maupun seluruh Indonesia. Tugas ini yang harus dilakukan dengan tantangan yang cukup besar kedepan,” Didi menuturkan.
BACA JUGA: Menang Telak dari 2 Pesaingnya, Prof. Didi Sukyadi Terpilih Sebagai Rektor UPI 2025-2030
Salah satu tantangan yang harus dihadapi yakni adanya pergeseran pendanaan sebagai dampak dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). UPI sebagai PTNBH diharuskan memenuhi sendiri pembiayaan diantaranya untuk tunjangan dosen yang di Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja (PTN Satker) masih ditanggung pemerintah.
“Di satu sisi, kita dituntut untuk melakukan riset yang bagus, publikasi riset bagus, hingga kolaborasi yang baik. Tapi di sisi lain, kita pun harus bisa mencari uang sendiri agar bisa memperhatikan kesejahteraan dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Karena itu kita harus berperan multitaskin, tidah hanya memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi tapi juga harus pintar cari uang,” Prof. Didi menerangkan.
Untuk mendapatkan sumber pendanaan tambahan tersebut, Prof. Didi berencana memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki UPI hingga menggunakan instrumen lain yang suatu saat dimiliki UPI seperti PT, yayasan, hingga aset lainnya.
“Termasuk rencana memperbanyak mahasiswa yang tidak hanya belajar secara konvesional tatap muka tapi juga dengan daring agar bisa menjangkau mahasiswa yang tidak bisa ke kampus karena bekerja, mahasiswa di luar Jabar bahkan di luar negeri dengan biaya lebih murah sehingga angka partisipasi kasar masyarakat masuk perguruan tinggi pun ikut bertambah,” kata Didi.
Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. sendiri merupakan seorang guru besar pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) UPI dengan latar belakang pendidikan Magister Primary Education, University of London, dan Doktor Linguistik dari Universitas Indonesia. Prof. Didi Sukyadi akan dilantik secara resmi sebagai Rektor UPI masa bakti 2025-2030 pada 16 Juni 2025 seiring dengan habisnya masa bakti Rektor UPI masa bakti 2020-2025.
(ageng)