BANDUNG,FOKUSJabar.id: Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. terpilih sebagai Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) masa bakti 2025-2030 usai ditetapkan pada Sidang Pleno Khusus Majelis Wali Amanat (MWA) yang digelar di Gedung University Center lantai 3, kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Kamis (15/5/2025). Prof. Didi berhasil menyisihkan delapan kandidat lainnya pada rangkaian proses pemilihan yang digelar sejak 28 Februari 2025 lalu.
Pengumuman penetapan Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. sebagai Rektor UPI masa bakti 2025-2030 menggantikan rektor sebelumnya Prof. Dr. M. Solehuddin, M.A., M.Pd. disampaikan Ketua MWA UPI, Komjen. Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna usai Rapat Pleno Khusus MWA pemilihan Rektor UPI masa bakti 2025-2030. Sidang pleno tersebut dikuti oleh seluruh anggota MWA UPI secara luring, juga dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mewakili Gubernur Jawa Barat Drs. Asep Sukmana, M.Si., Rektor UPI masa bakti 2020-2025 Prof. Dr. M. Solehuddin, M.A., M.Pd., para calon Rektor, serta para undangan yang merupakan representatif masyarakat, pemerintah, dan sivitas akademika.
Sidang pleno khusus MWA pun bisa diikuti secara daring oleh sivitas akademika dan masyarakat umum melalui platform Youtube TV UPI Digital. Termasuk Ketua Komisi X DPR RI, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP., yang hadir secara daring dengan persetujuan peserta Sidang Pleno Khusus.

Ketua MWA UPI, Komjen. Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna yang memimpin langsung sidang pleno khusus mengatakan, tahapan ini merupakan penanda akhir dari rangkaian panjang proses pemilihan rektor yang sudah dilaksanakan sejak 28 Februari 2025. Dimulai dari tahap penjaringan, penyaringan, penetapan calon, hingga memilih satu dari tiga calon terbaik yang telah melalui seluruh mekanisme sesuai dengan tata tertib dan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good university governance).
Pada pelaksanaannya, Nanan menegaskan jika segala proses pemilihan dilakukan dengan menjaga agar tetap bersih, bermartabat, dan bebas dari intervensi kepentingan pragmatis. Sehingga diharapkan pelaksanaan Sidang Pleno Khusus dapat dipenuhi dengan rasa tanggung jawab, menjunjung tinggi kejujuran, dan menempatkan kepentingan universitas di atas segala kepentingan lainnya sesuai dengan slogang yang digaungkan ‘values for value, full commitment no conspiracy’.
“Ketiga calon yang hadir di sidang pleno khusus ini memang sudah melalui semua proses pemilihan yang panjang dan mendapatkan nilai paling tinggi dari sembilan bakal calon yang lolos dari proses penjaringan. Kita tahu ada yang menilai proses ini tidak transparan dan tidak objektif, tapi saya siap membuktikan jika tudingan-tudingan tersebut tidak benar. Pertimbangan kami menetapkan Prof. Didi sebagai rektor UPI yang baru berdasarkan hasil dari proses tersebut, ini sebenarnya bukan election tapi ini proses selection. Kalau ada yang tidak puas, silakan datang ke saya dan saya siap menunjukkan hasil dari setiap proses yang dilalui dalam pemilihan rektor ini,” kata Nanan saat memberikan keterangan pers usai Sidang Pleno Khusus MWA, Kamis (15/5/2025).
Sebelum penetapan Rektor UPI masa bakti 2025-2030, lanjut Nanan, ketiga calon menyampaikan paparan kertas kerja berupa visi pribadi/komitmen serta gagasan kreatif yang berdampak untuk UPI. Ketiga calon pun mendapatkan pertanyaan dari peserta sidang terkait paparan kertar kerja serta gagasan yang disampaikan yang kemudian dibacakan mekanisme dan pemilihan calon rektor melalui pemungutan suara secara langsung (voting).
“Pada proses pemilihan rektor UPI melalui voting itu, Prof. Didi Sukyadi menang telak dengan mengantongi 28 suara. Sedangkan dua orang pesaingnya yaitu Vanessa Gaffar dan Yudi Sukmayadi tidak ada yang memilih,” kata Nanan.
Nanan mengingatkan, MWA memiliki peran penting sebagai pengambil kebijakan non-akademis yang harus mendukung rektorat, Senat Akademik, dan Guru Besar dalam bidang akademis. Tidak hanya tanggung jawab tentang kebijakan, tetapi tentang kolaborasi dan sinergi yang kuat antara MWA, Rektorat, Senat Akademik, Dosen, Mahasiswa, IKA dan seluruh sivitas akademika.
“Mari kita bersama memastikan bahwa lulusan UPI tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki empat kecerdasan utama yakni Intelektual Intelligence (II), Emotional Intelligence (EI), Spiritual Intelligence (SI), dan Physical Intelligence (FI). Dengan demikian, lulusan UPI tidak hanya akan menjadi profesional yang kompeten, tetapi juga manusia yang bermartabat dan berintegritas yang mampu beradaptasi dan agil menghadapi tantangan ke depan,” Nanan menjelaskan,
Nanan pun secara khusus menyampaikan ucapan selamat kepada Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. yang terpilih sebagai Rektor UPI masa bakti 2025-2030. Mantan Kapolda Jabar itu pun mengingatkan Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. akan kejujuran yang dapat dipercaya sebagai landasan utama untuk dapat mempertanggung jawabkan segala tindakan dan kebijakan, baik sebagai leader maupun manajer yang visioner mampu bekerjasama dengan siapapun serta mampu mempertahankan prinsip defender integrity dalam menghadapi tantangan intervensi dan konspirasi yang akan menyesatkan.
“Yuridis prosedural, teknis profesional dan etika proporsional kiranya tetap menjadi pedoman dalam transparansi dan keterbukaan serta menjaga independensi dan akuntabilitas publik dalam menjalankan Good University Governance dibawah bimbingan Kemendikti Saintek,” kata Nanan.

Rektor UPI masa bakti 2020-2025, Prof. Dr. M. Solehuddin, M.A., M.Pd., mengapresiasi lancarnya pelaksanaan pemilihan rektor yang digelar sejak 28 Februari 2025 lalu. Dirinya pun mendukung penuh hasil keputusan MWA yang menetapkan Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. sebagai suksesornya untuk memimpin UPI lima tahun kedepan.
“Alhamdulillah, MWA telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam pemilihan rektor ini yang memang menjadi ranah mereka (MWA) dan senat akademik. Kami mendukung penuh hasil pemilihan yang bisa dipertanggungjawabkan secara regulasi maupun kelembagaan sehingga transisi kepemimpinan ini berjalan lancar demi kemajuan UPI ke depan,” kata Solehuddin.
Solehuddin pun membantah jika proses pemilihan rektor UPI masa bakti 2025-2030 ini tidak transparan. Dia dengan tegas membantah jika rektor yang bakal terpilih sudah ditetapkan sebelumnya.
“Saya jamin informasi itu tidak benar. Saya beritahukan kalau pemilihan rektor itu tanggungjawab MWA dan Kemendiktisaintek termasuk didalamnya. Jadi jika ingin betul-betul mengetahui soal pemilihan rektor UPI, silakan hubungi MWA atau Kemendiktisaintek,” kata Solehuddin.
Sementara itu, Rektor UPI terpilih periode 2025-2030, Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dirinya siap memikul tanggung jawab dan amanah besar tersebut serta berkomitmen membawa UPI menjadi institusi pendidikan yang lebih maju.
“Saya percaya ini ketentuan Allah SWT. Jika dalam perjalanan nanti ada kekeliruan, saya mohon diingatkan agar tetap berada di jalur yang benar,” kata Didi.
Proses pemilihan rektor UPI masa bakti 2025-2030 kali ini meloloskan sembilan bakal calon di tahap penjaringan. Kemudian tersaring menjadi tiga calon yakni Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A., Prof. Dr. Vanessa Gaffar, S.E., Ak., MBA., dan Prof. Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd. yang beradu gagasan dalam public hearing serta sidang pleno khusus MWA.
Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. sendiri merupakan seorang guru besar pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) UPI dengan latar belakang pendidikan Magister Primary Education, University of London, dan Doktor Linguistik dari Universitas Indonesia. Prof. Didi sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI dan akan dilantik secara resmi sebagai Rektor UPI masa bakti 2025-2030 pada 16 Juni 2025 seiring dengan habisnya masa bakti Rektor UPI masa bakti 2020-2025.
(ageng)