BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tiga kandidat Rektor UPI 2025-2030 maju ke tahap akhir pemilihan usai ditetapkan melalui sidang pleno keenam Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Gedung University Center, Kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Senin (5/5/2025) malam. Ketiganya yakni Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A, Prof. Dr. Vanessa Gaffar, S.E., Ak., MBA, serta Prof. Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd.
Ketiga calon rektor UPI 2025-2030 berhasil menyisihkan enam kandidat lain. Yakni Prof. Agus Rusdiana, M.A, Ph.D, Prof. Dr. H. Amir Machmud, S.E, M.Si, Prof. Dr. Deni Darmawan, S.Pd, M.Si, M.Kom, Prof. H. Endang Aminudin Aziz, MA, Ph.D, Prof. Dr. H. Memen Kustiawan, S.Pd., M.Si., Ak., Akt, dan Prof. Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si.

Ketua Panitia Pemilihan Rektor UPI Periode 2025-2030, Drs. Nu’man Abdul Hakim menuturkan, ketiga calon rektor UPI 2025-2030 yang telah ditetapkan dalam rapat pleno MWA tersebut akan menjalani dua tahapan terakhir. Yakni pelaksanaan public hearing yang akan diselenggarakan pada 8 Mei 2025 serta penetapan Rektor UPI 2025-2030 melalui sidang pleno MWA terakhir pada 15 Mei 2025.
“Proses seleksi ini dilakukan secara ketat dan bertahap, bahkan bisa dibilang lebih ketat dibandingkan pemilihan lain. Tidak hanya dilihat dari kondisi kesehatan fisik dan mental saja, tapi juga rekam jejak akademis mereka. Dan dari 9 bakal calon, kita menetapkan tiga besar menjadi calon rektor UPI 2025-2030 untuk mengikuti tahapan selanjutnya,” kata Nu’man saat memberikan keterangan pers di Ruang Rapat Gedung University Center lt. 3 Kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Senin (5/5/2025) malam.
Nu’man yang didampingi empat anggota tim pemilihan menuturkan, terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan dalam proses pemilihan Rektor UPI 2025-2030. Salah satunya dalam proses assesment dari setiap bakal calon yang dilakukan oleh tim independent dari eksternal UPI.
“Kita gunakan lembaga ACI atau Assesment Center Indonesia yang dimiliki Telkom untuk melakukan penilaian secara objektif terhadap kesembilan bakal calon rektor UPI 2025-2030. Hasil assesment tersebut diserahkan kepada senat akademik untuk dilakukan telaahan terhadap kualitas dan kapabilitas dari setiap bakal calon,” Nu’man memaparkan.
Selain kondisi kesehatan fisik dan mental, lanjut Nu’man, para bakal calon pun diseleksi melalui berbagai indikator. Diantaranya rekam jejak akademis seperti karya jurnal terakhir yang diterbitkan setiap bakal calon, pemaparan setiap bakal calon, integritas, kepemimpinan, hingga kapabilitas lainnya.
“Jadi sangat tidak mungkin ada ‘kongkalingkong‘ atau ‘cawe-cawe‘ dari kami anggota MWA atau siapapun karena penilaian jelas sehingga akan sulit direkayasa atau adanya bakal calon titipan. Kami dari tim lima (tim pemilihan) maupun anggota MWA lainnya bekerja dengan semangat Values for Value, dengan Full Commitment, dan tentu saja No Conspiracy. Kami pun menandatangai pakta integritas, tidak hanya setiap bakal calon,” Nu’man menegaskan.

Pada tahap penjaringan menjadi tiga calon dari sembilan bakal calon Rektor UPI 2025-2030, kata Nu’man, dilakukan secara voting. Pemungutan suara dilakukan oleh 19 anggota MWA UPI termasuk didalamnya Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yang diwakili Dirjen Dikti serta dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diwakili Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.
“Tahapan demi tahapan sudah kita lalui dan jalani dengan baik mulai dari tahap penjaringan, penyaringan, hingga nanti tahap pemilihan di tanggal 8 Mei serta 15 Mei. Semoga kita bisa melahirkan sosok terbaik yang bisa memimpin UPI ke depan untuk merawat harapan, membangun kepercayaan, dan memastikan UPI akan terus berdiri tegak sebagai universitas unggul dan pelopor,” kata Nu’man.
Sidang Pleno ke-6 MWA UPI dengan agenda penetapan dan pengumuman Calon Rektor UPI Periode 2025-2030 dipimpin langsung Ketua MWA UPI, Komjen. Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna, Dalam sambutannya, mantan Kapolda Jabar itu menuturkjan jika sidang kali ini merupakan bagian dari perjalanan penting bersama untuk menentukan arah kepemimpinan UPI ke depan.
“Ini sebuah proses yang menuntut kita untuk bersikap jujur, objektif, profesional, serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, integritas, kebersamaan, akuntabilitas, dan pengabdian. Saya berharap semua peserta sidang menjadikan proses ini bukan sekadar formalitas, tapi ladang amal dan pembuktian komitmen kita terhadap UPI tercinta,” kata Nanan.
(ageng)