CIAMIS,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Kesehatan terus berupaya menekan angka kasus baru HIV/AIDS. Salah satu langkah terbaru adalah penerapan pengobatan langsung bagi pasien yang terindikasi tertular, tanpa membedakan kelompok risiko.
Hal itu disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Ciamis, Edis Herdis, saat ditemui Jumat (2/5/2025). Ia menjelaskan bahwa strategi penanganan HIV/AIDS saat ini lebih cepat dan menyeluruh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Warga Cikupa Ciamis Tagih Janji Gubernur Jabar Soal Ganti Rugi Kambing
“Jika dulu pengobatan difokuskan pada kelompok rentan seperti LSL, waria, WPS, lesbian, dan LGBT, kini setiap kasus baru yang terdeteksi langsung mendapat pengobatan, tanpa melihat latar belakangnya,” jelas Edis.
Ia menambahkan, setelah enam bulan menjalani terapi, pasien akan diobservasi kembali. Jika hasilnya menunjukkan penurunan atau virus tidak lagi terdeteksi, pasien dapat kembali menjalani kehidupan normal bersama pasangan sahnya.
“Bila dokter menyatakan virus sudah menurun signifikan, pasien bahkan diperbolehkan berhubungan intim tanpa kondom dengan pasangannya,” ucapnya.
Menurut data Dinkes Ciamis, hingga Maret 2025 tercatat 20 kasus baru HIV/AIDS. Yang mengkhawatirkan, di antaranya terdapat pasien dari kalangan pelajar.
“Ini sangat menjadi perhatian. Artinya, penularan sudah menyasar usia sekolah. Karena itu, edukasi dan sosialisasi pencegahan harus diperluas, tidak hanya ke kelompok dewasa atau rentan saja,” ujar Edis.
Pihaknya pun mendorong agar program penyuluhan dan edukasi dimulai dari lingkungan sekolah, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA, agar pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya HIV/AIDS tumbuh sejak dini.
“Kita butuh sinergi semua pihak untuk menekan kasus ini, mulai dari sekolah, keluarga, hingga masyarakat luas,” tutupnya.
(Husen Maharaja)