CIAMIS,FOKUSJabar.id: Hampir setahun sejak pelincuran pada 11 Juni 2024, layanan darurat 112 di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ternyata masih belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Hal ini disampaikan oleh operator layanan 112, Baiqa Munggaran.
Menurut Baiqa, panggilan iseng masih mendominasi aktivitas di pusat layanan tersebut. Dalam satu pekan, dari total 35 panggilan yang masuk, sekitar 30 di antaranya merupakan prank call atau ghost call panggilan kosong tanpa suara.
“Alih-alih menerima laporan darurat, layanan ini justru lebih sering menjadi sasaran telepon iseng,” ujar Baiqa, Minggu (27/4/2025).
Baiqa menceritakan, ada banyak kejadian di mana penelepon mengaku hendak melaporkan kebakaran, namun ketika diminta menjelaskan lokasi, mereka malah menyebut daerah di luar Ciamis, seperti Tasikmalaya. Padahal, layanan 112 hanya melayani laporan di wilayah Kabupaten Ciamis.
Meski sering menerima panggilan iseng, Baiqa menegaskan bahwa pihaknya tetap profesional melayani setiap penelepon. Sejumlah laporan serius tetap diterima dan ditindaklanjuti dengan menghubungkan ke instansi terkait seperti BPBD, Damkar, Kepolisian, hingga PLN.
“Laporan seperti evakuasi ular, sarang tawon, gangguan listrik, dan kecelakaan tetap kami layani dengan sigap,” tambahnya.
Untuk mengatasi maraknya prank call, sistem layanan 112 kini dilengkapi fitur pelacakan nomor. Nomor-nomor yang kerap melakukan panggilan iseng akan ditandai dalam sistem, meskipun pemblokiran penuh tetap memerlukan prosedur lanjutan.
“Mayoritas penelepon iseng terdengar seperti anak-anak. Setelah mengaku ada kejadian, mereka malah tertawa-tawa di belakang,” jelas Baiqa.
Baiqa juga menekankan, meskipun jumlah laporan masuk masih tergolong sedikit yakni sekitar 5 hingga 10 panggilan per shift itu tidak berarti layanan 112 tidak efektif.
“Sedikitnya laporan bisa juga menunjukkan bahwa kondisi di lapangan relatif aman dan terkendali,” tutupnya.
(Husen Maharaja)