spot_img
Jumat 25 April 2025
spot_imgspot_img

Ekonomi Priangan Timur Tumbuh Positif di Awal 2025, OJK Tasikmalaya Ungkap Tren Menggembirakan

TASIKMALAYA,FOKUSjabar.id: Perekonomian wilayah Priangan Timur menunjukkan tren menggembirakan di triwulan pertama 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya mencatat bahwa aktivitas industri jasa keuangan (IJK) di kawasan ini mengalami pertumbuhan positif, menjadi sinyal stabilnya kondisi ekonomi secara nasional.

Plt. Kepala OJK Tasikmalaya, Melati Usman, mengungkapkan bahwa stabilitas ekonomi nasional turut mendorong perkembangan IJK, termasuk dalam aspek likuiditas dan profil risiko sektor keuangan yang tetap terjaga.

Baca Juga: Selamatkan Perempuan dari Kanker, Tasikmalaya Luncurkan VCM

“Pertumbuhan ekonomi nasional relatif stabil, dan hal ini tercermin dari kondisi likuiditas yang sehat di berbagai sektor jasa keuangan, termasuk wilayah Priangan Timur,” ungkap Melati dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/4/2025).

Perbankan dan Kredit Konsumsi Tumbuh, Kredit Investasi Melemah
Melati menjelaskan, sektor perbankan di bawah pengawasan Kantor OJK Tasikmalaya mencatatkan peningkatan aset sebesar 1,42 persen secara tahunan (year on year/yoy) per Maret 2025. Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 4,76 persen yoy, dengan pertumbuhan tabungan mencapai 7,05 persen.

Namun demikian, penyaluran kredit justru mengalami penurunan tipis sebesar 1,01 persen yoy. Secara rinci, kredit modal kerja turun sebesar 10,82 persen, diikuti oleh kredit investasi yang menyusut 2,89 persen. Sebaliknya, kredit konsumsi justru mengalami peningkatan signifikan sebesar 7,75 persen.

Sektor IKNB dan Pasar Modal Semakin Menguat

Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) menunjukkan kinerja yang semakin solid. Outstanding pembiayaan dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) meningkat 9,95 persen yoy, dengan total pembiayaan mencapai Rp112,33 miliar.

Pembiayaan dari perusahaan juga naik 7,96 persen, dari Rp375,56 miliar menjadi Rp543,48 miliar. Sementara itu, pembiayaan dari modal ventura melonjak tajam sebesar 19,10 persen, menjadi Rp443,20 miliar dari sebelumnya Rp71,07 miliar.

Dalam sektor pasar modal, nilai kepemilikan saham meningkat 11,91 persen yoy, menjadi Rp140,35 miliar. Nilai transaksi saham pun melonjak tajam sebesar 58,14 persen, dari Rp242,25 miliar menjadi Rp658,92 miliar.

Jumlah Investor Terus Meningkat

Pertumbuhan juga tercermin dari meningkatnya jumlah investor di berbagai instrumen keuangan. Investor di Surat Berharga Negara (SBN) tercatat naik 26,20 persen, dari 2.742 menjadi 13.207 investor. Investor saham bertambah 16,84 persen, mencapai 164.353 investor, dan investor reksa dana meningkat 3,86 persen, menjadi 383.898 investor.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan terus tumbuh. Ini tentu menjadi modal penting bagi penguatan ekonomi daerah ke depan,” tutup Melati.

(Seda)

spot_img

Berita Terbaru