spot_img
Kamis 24 April 2025
spot_imgspot_img

Asisten Deputi Setwapres RI Datangi Kota Tasikmalaya, Memantau Program Penanganan Stunting

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Untuk melihat langsung sejauh mana progres pelaksanaan pencegahan dan percepatan penurunan stunting di daerah, Asisten Deputi Kesehatan, Gizi dan Pembangunan Keluarga Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI Siti Alfiah berkunjung langsung ke Kota Tasikmalaya.

Asisten Deputi Setwapres RI ini pun, diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Tasikmalaya Dicky Chandra Negara bersama sekretaris daerah Asep Goparulloh dan Kadinkes dr. Uus Supangat di ruang Aula Balekota Kota Tasikmalaya Rabu (23/04/2025) sore.

Tim Setwapres RI melihat secara langsung progres pelaksanaan Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (P3S) yang akan dan sedang dilakukan Pemkot Tasikmalaya.

BACA JUGA: Soal Makan Bergizi Gratis, DPRD Jabar Desak Evaluasi Total

Asisten Deputi Kesehatan, Gizi dan Pembangunan Keluarga Sekretariat Wakil Presiden RI Siti Alfiah mengatakan, Kedatangan ke Kota Tasikmalaya merupakan bagian atensi kita bersama untuk bergerak melakukan percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Tasikmalaya.

“Kami inginkan akselerasi program percepatan pencegahan stunting sejalan dengan yang kita lakukan di Pusat sehingga, target penurunannya mampu kita wujudkan secara bersama,”ungkap Siti Alfiah kepada wartawan Rabu (23/04/2025) sore tadi.

Ia menjelaskan, Urgensi kedatangan ke sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat ini termasuk di Kota Tasikmalaya untuk memantau sekaligus memastikan program percepatan penurunan stunting dilaksanakan sesuai progres dan aturan.

“Seluruh pemerintah baik pusat, provinsi maupun daerah harus fokus dan konsen dalam melakukan penanganan pencegahan stunting pasalnya, stunting ini menjadi program prioritas Pemerintah Indonesia lima tahun kedepan,”ujarnya.

“Penanganan stunting itu prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dan ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 – 2030 dengan prevalensi 14,02 persen dan di RPJPN Target prevalensi 5 persen tahun 2045,”paparnya.

Ia juga menuturkan, Kami ingin memastikan sasaran serta efektivitas program P3S di Kota Tasikmalaya yang sedang dan akan dilakukan di lapangan.

“Kami inginkan program penanganan stunting di daerah itu masuk kedalam RPJMD sehingga, menjadi prioritas untuk dilakukan,”harapnya.

Asisten Deputi Setwapres ini juga menuturkan, Bahwa penanganan stunting ini tidak hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan setempat tapi, tugas dari semua OPD yang ada di Pemerintahan daerah.

“Kami minta seluruh OPD di daerah terus tingkatkan sinergitas dan kolaborasi untuk keberhasilan pencapaian P3S sehingga, program konpergensi ini jelas, siapa dan melakukan apa agar, target sasarannya tepat dan on the track,”jelasnya.

Sementara Wakil Wali Kota Tasikmalaya Dicky Chandra Negara mengungkapkan, Masalah stunting ini berkaitan langsung dengan masa depan sumber daya manusia karenanya, semua pihak harus berkomitmen dan bersinergi dalam melakukan penanganan.

“Kedatangan Asisten Deputi Setwapres RI bukan sekedar memantau atau evaluasi program P3S di Kota Tasikmalaya tapi, lebih ini bentuk nyata dari dukungan dan dorongan agar kami di daerah semakin optimal dalam melakukan intervensi yang terkoordinasi, konvergen dan berkelanjutan,” kata Dicky Chandra.

BACA JUGA: Pemkot Tasikmalaya Serius Tangani Banjir, Dicky Chandra: Saatnya Aksi Nyata!

Ia pun menjelaskan, Bahwa prevalensi stunting di Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 22,4 persen dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 di angka 27,1 persen.

Dan jika merujuk data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM, prevalensi kasus stunting di Kota Tasikmalaya menurun yakni tahun 2021 : 14, 82 persen, 2022 : 12,62 persen, 2023 : 10,75 persen dan tahun 2024 ada sedikit kenaikan jadi 10, 85 persen.

Dicky Chandra pun juga menjelaskan, berbagai upaya dan inovasi yang sedang dilakukan guna, mempercepat penurunan stunting seperti One ASN One Stunting (OAOS), Gerakan Bersama Cegah Stunting (Geber Cating), Dapur Masyarakat Khusus Stunting (Damaskus), Bakul Tasik, Gerakan Masyarakat Cegah Stunting (Genting) serta Gerakan Makan Ikan Bergizi.

(Seda/Anthika Asmara)

spot_img

Berita Terbaru