spot_img
Kamis 17 April 2025
spot_imgspot_img

Diduga Intimidasi Wartawan, Danramil Cigugur Minta Maaf Dihadapan Dandim Pangandaran

PANGANDARAN, FOKUSJabar.id: Insiden kurang mengenakkan dialami seorang wartawan Radar Tasikmalaya bernama Deni saat melakukan peliputan di Kantor Desa Campaka, Kecamatan Cigugur, Rabu (16/4/2025). Oknum TNI yang menjabat sebagai Komandan Rayon Militer (Danramil) 2503 Cigugur, Kapten Inf Abdul Syukur, diduga melakukan intimidasi saat Deni hendak mewawancarai Kepala Desa setempat.

Peristiwa bermula sekitar pukul 12:01 WIB, ketika Deni tiba di kantor desa untuk mengkonfirmasi isu yang tengah berkembang di masyarakat. Ia dipersilakan masuk ke ruangan kepala desa oleh staf desa. Di dalam ruangan, Deni mendapati Kepala Desa tengah berbincang dengan tiga orang, salah satunya adalah Danramil Cigugur.

Saat Deni menyalakan alat perekam untuk memulai wawancara dengan Kepala Desa, tiba-tiba Kapten Inf Abdul Syukur meminta wartawan tersebut untuk menghentikan perekaman.

BACA JUGA: Amankan PSU Pilkada Tasikmalaya, 103 Personel Polres Pangandaran Diterjunkan

“Matiin, enggak usah direkam, matiin – matiin, anda merekam? Saya Danramil di sini Cigugur. Matiin – matiin, perintah saya, kamu kok belum kenal saya, kamu sudah kenal saya belum?,” ujar Deni menirukan nada bicara oknum Danramil tersebut.

Bahkan, intimidasi berlanjut dengan ancaman fisik. “Ya udah matiin, saya danramil Cigugur sini, biar kamu kenal, matiin – matiin. Ya matiin saja, enggak usah begitu caranya. Saya juga insan media, kalau pak Kuwu bilang enggak ada, udah enggak usah ini, kamu buktinya mana? Udah biarkan saja, itu matiin dulu, nanti saya banting (handphone),” katanya.

Usai kejadian tersebut, oknum Danramil itu sempat keluar ruangan dan berbicara dengan staf desa. Deni kemudian melanjutkan wawancara dengan Kepala Desa. Merasa tidak terima dengan perlakuan tersebut, Deni melaporkan kejadian ini kepada Komandan Kodim (Dandim) 0625 Pangandaran, Letkol Inf Indra Mardianto Subroto.

Tak berselang lama, Kapten Inf Abdul Syukur mendatangi Markas Kodim (Makodim) 0625/Pangandaran untuk menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya. Ia mengakui bahwa reaksinya tersebut dipicu oleh emosi yang tidak seharusnya terjadi, apalagi terhadap seorang jurnalis yang sedang menjalankan tugas profesinya.

”Saya menyadari bahwa tindakan saya tidak tepat. Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas kejadian tersebut. Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi saya ke depannya agar dapat bersikap lebih bijak dalam menghadapi situasi apa pun,” ungkapnya di Makodim 0625/Pangandaran.

BACA JUGA: Guru Gadungan Rampas Perhiasan Siswi SD di Pangandaran, Modus Tertibkan Aturan

Menanggapi insiden ini, Dandim 0625/Pangandaran, Letkol Inf Indra Mardianto Subroto, menyatakan akan melakukan evaluasi internal terhadap bawahannya. Ia juga menekankan pentingnya peran media sebagai kontrol eksternal yang objektif dan konstruktif, terutama dalam pengawasan pengelolaan Dana Desa.

“Keberadaan media sangat diperlukan untuk memberikan pengawasan yang objektif dan konstruktif dalam setiap kebijakan pemerintah desa,” ujar Letkol Inf Indra Mardianto Subroto. 

(Sajidin/Anthika Asmara)

spot_img

Berita Terbaru