spot_img
Selasa 15 April 2025
spot_imgspot_img

Farhan Bentak Wartawan dan Suruh Diam Saat Ditanya Soal Penataan PKL Cicadas

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wali Kota Bandung Muhammad Farhan bentak wartawan saat ditanya terkait masalah penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Cicadas Kota Bandung.

Kejadian tersebut terjadi setelah Farhan menjelaskan terkait teknis penataan PKL dan bangunan di atas trotoar yang akan dilakukan oleh Pemkot Bandung. 

Usai menjelaskan, salah seorang wartawan dari Inspira TV, Tri Widiyanti bertanya terkait pemberlakuan penataan tersebut apakah berlaku juga untuk kawasan Cicadas. Mengingat kawasan Cicadas menjadi satu kawasan PKL dengan bangunan permanen di atas trotoar. 

“Termasuk kawasan Cicadas pak yang memang selama ini…?” ujar Tri ketika bertanya kepada Farhan saat sesi dorstop, Senin (14/4/2025) kemarin. 

BACA JUGA: Larangan Minta Sumbangan di Jalan untuk Rumah Ibadah, Farhan: Kita Harus Belajar ke Gereja Protestan

Belum selesai pertanyaan dilontarkan, Farhan langsung memotong pembicaraan dengan mempertanyakan kembali terkait masalah tersebut kepada Tri.

Farhan meminta Tri agar tidak selalu mempermasalahkan Kawasan Cicadas. Sebab, menurutnya masih banyak kawasan lain yang perlu disoroti.

“Cicadas ada apa dengan Cicadas? Jangan suka ributin Cicadas aja. Kamu kalau mau ngomong ributin, Astana Anyar, Panjunan, ya pokoknya semua. Itu kan itu kurang diceritakan juga. Jadi gini jangan menstigmasi Cicadas, ada wilayah lain yang lebih parah daripada Cicadas,”kata Farhan. 

Konteks Pertanyaan

Tri berusaha menjelaskan terkait konteks pertanyaan yang dilontarkan terkait masalah penataan PKL di Kawasan Cicadas. Namun alih-alih menjawab, ia malah membentak Tri dan menyuruh diam. Farhan menganggap wartawan itu tidak mendengarkan penjelasannya.

“Kamu tidak mendengarkan penjelasan saya. Diam!,” ungkap Farhan.

Sikap Farhan itu membuat Tri cukup terkejut. Tri mengaku tidak menyangka bahwa Farhan akan melontarkan jawaban tersebut. Padahal, tri hanya bermaksud menanyakan kinerja Pemkot dalam penataan PKL yang sebelumnya ditargetkan selesai selama satu bulan. Termasuk mempertanyakan kawasan Cicadas yang sudah jelas berjejer PKL di atas trotoar dengan bangunan permanen.

“Intinya ga ekspek kalau jawaban dari Walikota gitu, padahal itu pertanyaan biasa terkait PKL karena sekalian nanya evaluasi kinerja pemkot yg katanya ada 1 bulan target pembenahan dan penataan PKL, termasuk yang dia bilang PKL di trotoar akan dibersihkan, karena pemkot malu banyak ternyata yang berjualan di plang lahan pemkot,” ungkap Tri, Selasa (15/4/2025).

“Nah terus nanya PKL Cicadas gimana, jelas-jelas kan di trotoar fungsinya untuk pengguna jalan, apakah ada penataan, eh ternyata dijawab diluar ekspektasi dan nyuruh jangan komentar lagi. Ya lucu ada, tapi aneh juga ada. Memang ada apa sama Cicadas ampe sebegitu responsif nya pas ditanya,” jelasnya. 

Tri menilai, sikap Farhan yang membentak dan menyuruh diam merupakan sikap tidak wajar dari seorang kepala daerah saat diwawancarai. Hal itu mencerminkan bahwa Farhan tidak siap dengan segala kemungkinan di lapangan.

“Iya pasti ga wajar, kan dia udah bersedia ditanya tentang hal lain, kalau tidak suka dengan pernyataan tinggal bilang aja belum bisa komentar banyak, kenapa harus nyuruh diam?,” ujar Tri. 

“Kalau penilaian tentang Farhan sih ya tak ada penilaian apa-apa pribadinya. Hanya penilaian kalau beliau belum siap dengan segala kemungkinan di lapangan,” imbuhnya. 

Sikap Kurang Etis Dari Kepala Daerah

Menurut Tri, seharusnya Farhan bisa mencari sanggahan yang lebih bernilai dan lebih etis jika memang dirinya belum bisa menjawab hal tersebut secara detail.

Mengingat Farhan merupakan sosok kepala daerah. Terlebih pertanyaan yang dilontarkan bukanlah pertanyaan berat ataupun sensitif.

“Akhirnya lebih ke malas untuk berdebat lagi, karena dengan nyuruh diam artinya dia keberatan seharusnya bahasa ada yg lebih elegan. Karena saya rasa pertanyaan biasa itu mah, mengingat Cicadas gak beres-beres,” ucapnya.

Sikap Farhan yang tidak ramah terhadap pertanyaan Tri akhirnya menimbulkan stigma negatif di kalangan wartawan, khususnya di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Salah satu wartawan Pemkot Bandung berinisial RI, menilai sikap Farhan tersebut tidak mencerminkan sosok kepala daerah. Terlebih, Bandung merupakan kota madya yang menjadi pusat ibu kota di Jawa Barat.

BACA JUGA: Wali Kota Bandung Marah saat Disinggung Penataan PKL Cicadas

“Menurut saya sih kurang mencerminkan sebagai pemimpin, karena kan dulu Kota Bandung dipandang sebagai gotham city. Nah dengan adanya pemimpin baru seharusnya dapat merubah citra tersebut bukan malah ditanya persoalan Cicadas respon nya malah seperti itu,” ungkap RI Selasa (15/4/2025). 

RI menganggap, sikap Farhan terhadap Tri kurang pantas dilakukan oleh seorang pemimpin. Terlebih sikap tersebut dilakukan terhadap wartawan sebagai penyambung lidah publik.

“Saya kira juga kurang pantas kalo seorang pemimpin nyuruh diam ke wartawan, apalagi pekerjaan wartawan kan memberikan informasi kepada khalayak banyak. Terus banyak juga tuh warga yang nunggu artikel atau berita yang para wartawan buat biar tau udah sampe mana tahap nya, ini malah di suruh diam kan aneh,”ungkapnya.

(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

spot_img

Berita Terbaru