spot_img
Jumat 11 April 2025
spot_imgspot_img

Kebijakan Trump Picu Kenaikan Harga Kedelai, Pengrajin Tahu Tempe Ciamis Terancam

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Para pengrajin tahu dan tempe di Kabupaten Ciamis tengah menghadapi tantangan serius menyusul kebijakan ekonomi yang diambil oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dampak dari keputusan tersebut mulai dirasakan langsung oleh para pelaku usaha kecil karena bahan baku utama mereka, yaitu kedelai, sebagian besar masih bergantung pada impor dari Negeri Paman Sam.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis, Asep Kholid Fajari, mengungkapkan kenaikan harga kedelai impor sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, mayoritas pengrajin tahu dan tempe di Ciamis belum bisa beralih ke kedelai lokal karena kualitas dan harganya yang belum kompetitif.

Baca Juga: Angin Kencang Terjang Purwadadi Ciamis, Dua Rumah Rusak Akibat Pohon Tumbang

“Para pengrajin tahu tempe di Ciamis masih sangat bergantung pada kedelai impor. Sejak beberapa hari terakhir, harga kedelai terus merangkak naik,” ujar Asep, Jumat (11/4/2025).

Ia menjelaskan, harga kedelai impor yang sebelumnya berada di kisaran Rp8.500 per kilogram kini melonjak hingga Rp10.000 per kilogram. Kenaikan ini tentu memberikan tekanan besar bagi pengrajin, terutama mereka yang menjalankan usaha berskala kecil dan menengah.

Langkah Antisipasi

Sebagai langkah antisipatif, Asep berencana mengumpulkan para pengrajin bersama perwakilan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Ciamis guna mencari solusi terbaik.

“Kedelai lokal sebenarnya belum bisa menjadi alternatif. Karena kualitasnya tidak cocok untuk tahu dan tempe, dan harganya pun cukup tinggi,” jelasnya.

Berdasarkan data DKUKMP, kebutuhan kedelai di Kabupaten Ciamis mencapai sekitar 1.788 ton per bulan. Dengan jumlah sebesar itu, ketersediaan dan harga bahan baku menjadi faktor vital untuk kelangsungan usaha para pengrajin.

Asep berharap pemerintah pusat dapat membantu meredam dampak dari kebijakan internasional ini. “Mudah-mudahan keputusan Presiden Trump bisa berubah, apalagi saat ini Presiden Prabowo sedang menjalin komunikasi diplomatik terkait hal ini,” tambahnya.

Sebagai respons cepat, para pengusaha tahu tempe di Ciamis memiliki dua opsi. Yakni menaikkan harga jual produk, atau mempertahankan harga dengan mengurangi ukuran produk.

“Pilihan itu memang tidak ideal, tapi harus diambil agar mereka tetap bisa bertahan,” pungkas Asep.

(Husen Maharaja)

spot_img

Berita Terbaru