spot_img
Rabu 9 April 2025
spot_imgspot_img

Diduga Menyinggung Santri, Ketua KNPI Pangandaran Minta Maaf

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Sebuah komentar Ketua KNPI Pangandaran, Wahyu Hidayat atau yang akrab disapa Away, di media sosial Facebook memicu kemarahan sejumlah santri Pondok Pesantren Riyadussalikin Padaherang. Mereka menilai komentar tersebut sarat dengan makna provokatif dan merugikan citra santri.

Komentar Away muncul di kolom komentar unggahan Facebook milik Kiai Lutfi Fauzi. Dalam komentarnya, Away menuliskan:
“Nu kamari oge bade dituar ku santri pak kyai, tos kapok Ayna mah moal deui-deui”
(yang kemarin saja mau di-“tebas” oleh santri pak kiai, sekarang sudah kapok, tidak akan lagi-lagi).

Baca Juga: Pendapatan Pajak Hotel dan Restoran Libur Lebaran di Pangandaran Disorot, Bapenda Beri Penjelasan

Komentar itu langsung memicu reaksi keras dari kalangan santri. Salah satunya datang dari Shilmi Kholida, seorang santri Riyadussalikin. Ia menilai, komentar tersebut sangat tidak pantas dan bahkan tergolong ujaran kebencian.

“Harus hati-hati dalam berkomentar, apalagi kalau menyebar isu yang tidak jelas. Komentar itu bisa menimbulkan stigma dan provokasi. Saya sangat geram,” tegas Shilmi, Rabu (9/4/2025).

Shilmi menambahkan, komentar tersebut tidak sesuai dengan konteks unggahan Kiai Lutfi, yang hanya membahas soal kebijakan karcis wisata yang pemberlakuannya juga untuk warga lokal Pangandaran.

“Komentarnya tidak nyambung dan menyesatkan. Away itu tokoh publik, pimpinan KNPI, harusnya lebih bijak. Komentar seperti itu bisa mencemarkan nama baik,” katanya.

Undang-undang ITE

Bahkan, ia menyebut komentar itu bisa melanggar ketentuan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 28 ayat 1 dan 2 terkait penyebaran informasi yang memicu kebencian.


Menanggapi kegaduhan yang muncul, Away mengakui telah membuat komentar tersebut. Ia menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.

“Saya minta maaf sebesar-besarnya jika komentar saya menimbulkan kesalahpahaman. Tidak ada niat buruk dari saya terhadap para santri atau Pak Kiai,” ujarnya.

Away menjelaskan, komentarnya hanya bersifat candaan. Ia juga menambahkan bahwa ia mengenal dekat dengan Kiai Lutfi, sehingga tidak ada maksud untuk menyerang atau menyinggung secara personal.

“Saya memang menulis itu sebagai candaan. Bahkan saya sertakan emotikon tertawa. Tapi saya akui, saya keliru menyebut ‘santri pak kiai’. Itu kesalahan saya dan sudah saya hapus,” kata Away.

Terkait kata “menuar” (yang dalam konteks lokal bisa bermakna ‘menebas’ atau ‘menyerang’), Away mengungkapkan bahwa itu adalah ungkapan yang menggambarkan pengalaman pribadinya saat dulu pernah dikritik dan merasa diserang oleh oknum tertentu.

“Tapi saya tidak menyebut siapa-siapa. Saya sadar, penggunaan istilah itu bisa menimbulkan salah tafsir. Karena itu, saya sudah hapus komentarnya,” tambahnya.

Sebagai bentuk tanggung jawab, Away berencana akan menemui langsung Kiai Lutfi di kediamannya di Padaherang untuk menyampaikan klarifikasi secara pribadi.

“Pak Kiai itu guru saya. Saya akan datang langsung untuk bersilaturahmi dan menjelaskan,” pungkasnya.

(Sajidin)

spot_img

Berita Terbaru