BANDUNG,FOKUSJabar.id: Teras Cihampelas, yang dulunya menjadi ikon kebanggaan warga Bandung dan daya tarik wisatawan, kini tinggal kenangan. Dibangun di masa kepemimpinan Ridwan Kamil saat menjabat Wali Kota, sky walk sepanjang kawasan Cihampelas ini pernah menjadi simbol kota yang modern dan ramah bagi pejalan kaki, sekaligus ruang usaha bagi pedagang kaki lima.
Namun kini, wajah Teras Cihampelas berubah drastis. Fasilitas yang dulunya tampak megah dan tertata, kini terlihat kusam dan tak terurus. Coretan vandalisme, lantai keramik yang retak, serta sampah yang berserakan menjadi pemandangan sehari-hari. Daya tarik yang dulu sempat memikat, perlahan memudar.
Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Kosambi Bandung Turun
“Sebelum COVID-19, suasananya ramai. Saya bisa mendapatkan hingga Rp1 juta per hari. Tapi sekarang, penghasilan turun drastis, paling hanya Rp150.000 sampai Rp200.000,” ujar Destiana (48), salah satu pedagang yang masih bertahan di atas sky walk, Sabtu (5/4/2025).
Pandemi memang menjadi pukulan berat, namun ketiadaan perbaikan dan perhatian dari pemerintah menjadi luka tambahan. Banyak pedagang akhirnya memilih turun ke trotoar di bawah karena lebih ramai pengunjung. Meski demikian, Destiana tetap bertahan di atas, berharap situasi akan membaik.
Ia menuturkan, Wali Kota Bandung saat ini, Muhammad Farhan, sempat berkunjung sebelum Ramadan dan berjanji akan menata ulang kawasan Teras Cihampelas serta memindahkan para pedagang dari bawah ke atas. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda realisasi.
“Kalau memang semua pedagang dipindahkan ke atas dan tempatnya dibenahi, saya yakin suasananya akan hidup lagi. Tapi jangan cuma jadi janji,” kata Destiana.
Ia juga mengeluhkan kondisi kios yang bocor saat hujan, membuat pengunjung enggan berlama-lama. Padahal, menurutnya, lokasi berjualan di atas jauh lebih nyaman dan aman dari lalu lintas kendaraan.
Kini, harapan masih tersisa di hati para pedagang seperti Destiana. Mereka menggantungkan asa pada janji pemerintah, agar Teras Cihampelas bisa kembali menjadi ruang publik yang nyaman, tertata, dan kembali hidup seperti dulu.
(Yusuf Mugni/Irfansyahriza)
