spot_img
Jumat 11 April 2025
spot_imgspot_img

Ceramah di Masjid Salman ITB, Ilham Akbar Habibie: Jaga Keseimbangan Imtaq dan Iptek

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Prof. Ilham Akbar Habibie berkesempatan mengisi Ceramah menjelang Shalat Tarawih di Masjid Salman ITB Kota Bandung Jabar Jumat (7/3/2025).

Acara ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Masjid Salman ITB, untuk menghadirkan tokoh-tokoh penting dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Ilham Akbar Habibie menyampaikan betapa pentingnya keseimbangan antara iman taqwa (Imtaq) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam konteks mencapai Indonesia emas.

BACA JUGA: Operasi Katarak Gratis di Bandung, Mensos, Perluas Jangkauan untuk Masyarakat

Ilham menyebut, Iman dan taqwa tidak hanya memiliki dimensi keagamaan, tetapi juga dapat dianalisis dari perspektif ilmiah dan teknologi.

“Iman dan Takwa (Imtak) menjadi pondasi utama dalam membangun karakter pribadi yang taat, berakhlak mulia dan berintegritas. Namun, dalam konteks kemajuan bangsa, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) juga memainkan peran yang sangat penting untuk mencapai kemajuan dalam konteks Indonesia Emas,”kata Ilham Jumat (7/3/2025).

Menurutnya, keseimbangan antara keduanya adalah kunci keberhasilan suatu negara, terutama dalam menghadapi tantangan di era kemajuan digitalisasi.

“Saya beri contoh bagaimana masa keemasan ke kekhalifahan Islam pada 1.400 tahun lalu itu bisa berkembang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa itu tidak terlepas dari prinsip-prinsip seperti kebebasan berpikir, toleransi dan meritokrasi, dimana orang-orang terbaik dipilih untuk memimpin berdasarkan kemampuan mereka,”ucapnya.

Namun, kemajuan tersebut mulai pudar, seiring keseimbangan tersebut mulai runtuh. Ilham mencontohkan, hukum alam, seperti hubungan antara kain dan api yang terbakar. Pada masa kekhalifahan Islam, ada pandangan yang mengatakan bahwa kejadian tersebut adalah kehendak Allah, padahal sebenarnya itu adalah hasil dari hukum alam yang diciptakan-Nya.

“Kita lebih respect kita lebih kagum dengan karya yang ada ,tapi kita mengerti sistemnya tidak berarti kalau kita menghubungkan satu sama lain yang kita tidak respect dengan kehendak Allah. Dengan itu, kita lebih mengerti karya Allah SWT itu lebih rinci, dengan kita berpikir dunia ini seperti apa kita sebetulnya seperti ibadah,”ungkapnya.

Oleh karna itu, pihaknya pun menekankan bahwa sistem demokrasi di Indonesia harus dipertahankan, mengingat masyarakat memungkinkan untuk berkarya agar bisa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta industri.

“Karna memang yang disebut pendekatan Rasionalitas cara berpikir secara ilmiah itu pindah dari ilmu eksakta ke ilmu agama. Saya kira di negara yang banyak muslim mereka lebih fokus terhadap agama bukan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, pertahankan sistem demokrasi kita, yang mengamankan kita bisa tetap berkarya mencari ilmu pengetahuan dan teknologi memajukan industri menyediakan lapangan pekerjaan, dengan cara itu, keterbukaan itu penting, toleransi juga, kebebasan bersayarat tentunya meniktrukrasi juga. Itu kan ada contoh gimana kita lihat runtuhnya satu ke Kekhalifahan karna dia melanggar itu,”pungkasnya.

(Yusuf Mugni)

spot_img

Berita Terbaru