CIAMIS,FOKUSJabar.id: Kepala Lapas Kelas IIB Ciamis Jawa Barat (Jabar), Supriyanto mengatakan, pangan, energi dan air merupakan syarat utama dari kemandirian dan kedaulatan sebuah negara. Karenanya, pencapaian swasembada harus dilakukan secara cepat dan seksama.
BACA JUGA:
Bupati Ciamis Bantu Warga yang Rumahnya Ambruk, Wujud Kepedulian Tanpa Sekat
Supriyanto mengatakan, Lapas Kelas IIB Ciamis merupakan bagian dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan berkomitmen untuk terus berkontribusi untuk meningkatkan swasembada serta ketahanan pangan nasional.
Caranya dengan meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang ada di Lapas Kelas IIB Ciamis.
“Narapidana Lapas Ciamis sebelumnya telah mengikuti sosialisasi terkait budidaya tanaman sehat dengan metode System of Rice Intensification (SRI),” katanya.
Menurutnya, pihaknya kembali menggandeng Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Balai Aliksa Organik SRI juga kelompok penggiat pertanian organik “GACCORS” (Gabungan Aksi Ciamis Cinta Organik Sejati) untuk menyelenggarakan pelatihan pertanian ekosistem ramah lingkungan berkelanjutan dengan mengikutsertakan 50 narapidana.
“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis beserta tim, Kepala Balai Aliksa Organik SRI serta tim dari GACCORS atas kesediannya memberikan pelatihan pertanian kepada narapidana,” katanya.
Supriyanto menyebut, kegiatan tersebut menguntungkan bagi Lapas Ciamis karena dapat menunjang kegiatan pembinaan kemandirian. Dengan begitu, menambah wawasan dan keterampilan narapidana.
Dia berharap, saat mereka kembali ke masyarakat dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk melanjutkan kehidupan bersama keluarga masing- masing.
“Meskipun dalam nuansa ramadan jangan sampai mengurangi produktivitas kalian dalam berkegiatan. Apalagi ini merupakan sesuatu yang positif. Tetap semangat dalam mengikuti pelatihan dan manfaatkan semaksimal mungkin ilmu yang didapat,” ucapnya.
BACA JUGA:
Ramadan 1446 H: Ketersediaan Daging Sapi di Ciamis Aman
Supriyanto melanjutkan, pelatihan menanam padi dengan metode SRI akan dilaksanakan selama 3 hari. Adapun materi pada hari pertama adalah pembelajaran ekologi tanah, memahami kondisi tanah yang dikelola dan mengetahui, mengerti juga memahami peran dan fungsi bahan organik dari dalam tanah.
Selanjutnya pada hari ke-2, Mereka akan diberikan pelatihan mengenai peran dan fungsi bahan organik di dalam kehidupan (dekomposisi) serta bagaimana kehidupan tanaman dan mahluk hidup yang berada di dalam tanah.
Materi hari terakhir, praktek membuat pupuk cair yang terbuat dari Mikro Organisme Lokal (MOL).
Pupuk cair memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai kearifan lokal masing-masing daerah. Seperti bonggol pisang, keong mas, rebung bambu, buah maja dan yang lainnya.
BACA JUGA:
Panawangan Siap Jadi Sentra Jagung di Ciamis, Targetkan Produksi 275 Ton
“Kegiatan ini sangat luar biasa. Antusias dan semangat narapidana begitu terlihat. Pelatihan budidaya tanaman padi dengan metode SRI adalah sesuatu hal yang baru bagi narapidana. Ini sebuah terobosan yang sejalan dengan asta cita Presiden terkait ketahanan pangan,” ungkapnya.
(Husen Maharaja/Bambang Fouristian)