TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Tasikmalaya, jumlah orang yang terinfeksi HIV/AIDS hingga akhir tahun 2024 telah mencapai ribuan orang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Asep Goparullah, menyampaikan hal ini saat membuka Rakor KPA Kota Tasikmalaya di Restoran Genah Calik, Jalan Ir. H. Juanda Cipedes, Senin (13/01/2025). Rakor tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh agama, tokoh masyarakat, Kepala Bidang P2M Dinas Kesehatan (Dinkes), tenaga kesehatan, serta para penggiat HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya.
Baca Juga: PCNU Kota Tasikmalaya Kecam Tindakan Asusila Pimpinan Tahfidz Quran Daarul Ilmi
Penyebaran dan Upaya Penanggulangan
Asep menekankan, HIV/AIDS bukan hanya masalah kesehatan, melainkan juga masalah sosial, ekonomi, dan pembangunan yang membutuhkan perhatian bersama dari berbagai sektor. Menurutnya, untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan tokoh agama sangat penting.
“HIV/AIDS ini harus ditangani bersama dengan berbagai lintas sektor dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat,” ujar Asep. “Kami butuh peran aktif serta keterlibatan seluruh pihak dalam pencegahan dan penanggulangan untuk mewujudkan Kota Tasikmalaya yang sehat dan terbebas dari ancaman penyakit mematikan ini.”
Angka Kasus dan Penyebab Utama
Sekretaris KPA Kota Tasikmalaya, Tarlan, mengungkapkan, angka kasus HIV/AIDS di kota tersebut terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 145 kasus, sementara pada 2024 angka ini meningkat menjadi 169 kasus. Tarlan menekankan pentingnya penanggulangan yang serius mengingat tingginya angka kasus ini.
Salah satu penyumbang utama dari tingginya angka HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya adalah hubungan seksual yang tidak normal atau menyimpang, khususnya hubungan seksual antara laki-laki dengan laki-laki (LSL), yang menyumbang sekitar 75% dari total kasus. Sisanya, sekitar 25%, disebabkan oleh penularan dari ibu ke anak melalui air susu ibu.
Kematian dan Wilayah dengan Kasus Tertinggi
Tarlan juga menyebutkan bahwa angka kematian akibat HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya cukup tinggi. Sejak tahun 2004 hingga 2024, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya mencapai 1.361 kasus, dengan hampir 500 orang meninggal akibat penyakit ini. Wilayah yang mencatatkan kasus tertinggi berada di daerah Ciakar, Cipedes, dan Penyingkiran.
Langkah-Langkah Penanggulangan
Sekda Asep mengungkapkan bahwa Pemkot Tasikmalaya bersama KPA Kota Tasikmalaya telah mengembangkan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS. Beberapa langkah tersebut meliputi:
- Peningkatan sinergi dan koordinasi antar-stakeholder.
- Peningkatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS.
- Meningkatkan akses layanan kesehatan, pengobatan, dan pendampingan bagi penderita HIV/AIDS (ODHA).
“Kami juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama bergerak dan memperkuat kolaborasi dalam mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS,” ujar Asep.
Dengan upaya bersama ini, Pemkot Tasikmalaya berharap dapat menurunkan angka kasus HIV/AIDS dan memberikan perlindungan lebih baik bagi masyarakat, terutama untuk generasi mendatang.
(Seda/Irfansyahriza)