BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024 mengalami penurunan drastis. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, partisipasi pemilih hanya mencapai 64,78 persen, lebih rendah dibandingkan sejumlah daerah lainnya di provinsi tersebut.
Kota Banjar mencatat tingkat partisipasi sebesar 71,79 persen, Kabupaten Subang 70,34 persen, Kabupaten Pangandaran 78,42 persen, dan Kabupaten Bandung 72,85 persen. Meski begitu, ada daerah yang mencatat partisipasi lebih rendah, seperti Kabupaten Sukabumi dengan 56,32 persen.
Pengamat Soroti Lemahnya Sosialisasi
Rafih Sri Wulandari, pengamat politik dari Universitas Langlangbuana, menilai bahwa salah satu penyebab utama rendahnya partisipasi di Bandung adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Bandung.
“Penurunan ini sebenarnya sudah bisa diprediksi. Faktor utamanya adalah lemahnya kepercayaan publik terhadap penyelenggara, dalam hal ini KPU. Sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Bandung sangat minim dan kurang menyentuh masyarakat,” ujar Rafih saat dimintai keterangan, Rabu (4/12/2024).
Rafih juga menyoroti bahwa fungsi sosialisasi lebih banyak dilakukan oleh pasangan calon selama kampanye, sedangkan peran KPU sebagai penyelenggara kurang terlihat.
“Para pasangan calon justru lebih aktif dalam sosialisasi karena memiliki kepentingan politik. Di daerah lain, tingkat partisipasi tinggi menunjukkan adanya kepercayaan publik terhadap KPU, namun di Bandung terlihat sebaliknya,” tambahnya.
Waktu yang Mepet dan Antusiasme Menurun
Selain faktor sosialisasi, Rafih menyebut sempitnya waktu antara penyelenggaraan Pemilu sebelumnya dengan Pilwalkot sebagai salah satu alasan penurunan partisipasi. Hal ini menyebabkan kejenuhan di kalangan masyarakat.
“KPU harus memastikan keberhasilan pemilu melalui peningkatan partisipasi masyarakat. Penyelenggara perlu mengevaluasi usaha-usaha apa yang telah dilakukan untuk menarik minat masyarakat menggunakan hak pilihnya,” tegas Rafih.
Tanggapan KPU Kota Bandung
Menanggapi kritik tersebut, Ketua KPU Kota Bandung, Khoirul Anam, menjelaskan bahwa banyak faktor yang memengaruhi rendahnya partisipasi pemilih.
“Kami sudah berupaya semaksimal mungkin dengan mengadakan 151 kegiatan di seluruh kelurahan di 30 kecamatan. Namun, kami akan tetap melakukan evaluasi untuk mengetahui apa yang masih kurang,” ujar Anam.
Penurunan partisipasi pemilih ini menjadi catatan penting bagi KPU Kota Bandung untuk meningkatkan strategi sosialisasi dan memperkuat kepercayaan publik pada pemilu mendatang.
(Yusuf Mugni/Irfansyahriza)