BANDUNG,FOKUSJabar.id: Guna meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah organik, Kelurahan Husein Sastranegara Kecamatan Cicendo menerapkan Gerakan Jemput dan Olah Limbah Sampah Organik Masyarakat (Jempol Soma).
Program ini berhasil mengumpulkan dan mengolah 1.047 kg sampah organik dari warga serta pelaku usaha di beberapa RW, yang diproses di Rumah Maggot untuk budidaya larva maggot (BSF).
Sampah organik tersebut berasal dari setiap RW dan usaha lokal di lingkungan kelurahan dengan rincian RW 01 mengolah mandiri sebanyak 5 kg sebagai pakan ternak, RW 02 hingga RW 12 menyetorkan total 1.042 kg sampah organik ke Rumah Maggot.
BACA JUGA: Lanjutkan Program Buruan Sae, Dhani Wirianata: Solusi Ketahanan Pangan di Kota Bandung
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Husein Sastranegara, Deni Santosa menyampaikan, gerakan Jempol Soma ini menjadi bukti nyata pengelolaan sampah organik bisa memberi manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat.
“Kami ingin agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pemilahan sampah, sekaligus mendukung program ini untuk menciptakan nilai ekonomis dari limbah organik,” kata Deni Santosa Rabu (13/11/2024).
Tahapan pengolahan meliputi pemilahan, fermentasi, dan pencacahan sampah menjadi pakan maggot sebanyak 326 kg. Sebagai hasil budidaya, diperoleh kasgot sebanyak 40 kg, 9 kg pupa, dan 82,5 gram telur maggot yang dipanen untuk siklus pembibitan berikutnya.
Seluruh kegiatan ditutup dengan penyemprotan Em4 (cairan yang mengandung bakteri fermentasi) dan penataan fasilitas di area budidaya maggot.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Ajak Masjid Edukasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
“Dengan adanya Jempol Soma, kami berharap dapat mengurangi sampah organik yang terbuang begitu saja dan sekaligus memberi peluang bagi masyarakat dalam budidaya maggot. Ini adalah langkah kecil tapi berdampak besar bagi lingkungan kita,” ungkapnya.
Gerakan Jempol Soma menjadi inovasi pengelolaan sampah organik di Husein Sastranegara, mengubah limbah menjadi produk bernilai bagi pakan ternak, mengurangi beban lingkungan, serta menciptakan ekosistem budidaya maggot yang berkelanjutan.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)