BANDUNG,FOKUSJabar.id: Memasuki musim penghujan, beberapa kasus tersambar petir (halilintar) muncul di berbagai daerah. Salah satunya di wilayah Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar).
Perlu diketahui, kasus tersambar petir masih banyak menimbulkan korban. Oleh karena itu, Anda harus waspada agar halilintar tak menyambarnya.
BACA JUGA:
Tersambar Petir, Tubuh Rapi Luka Bakar
Petir merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan.
Kilatan Cahaya tersebut kemudian disusul dengan suara menggelegar (guruh). Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan karena perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Halilintar bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator raksasa. Di mana saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral).
Halilintar juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud Interconnected cloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Halilintar terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.
BACA JUGA:
Angin Kencang Hantam 2 Rumah di Sukarasa Garut
Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur dan selama pergerakannya akan berinteraksi dengan awan lainnya. Sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah). Sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya.
Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.
Petir lebih sering terjadi pada musim hujan. Pasalnya, pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi. Sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir.
Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka Halilintar juga bisa terjadi antarawan yang berbeda muatan.
BACA JUGA:
Pemkab Garut Siap Dukung Program IAD, Ini Manfaatnya
Menghindari Sambaran Petir:
- Berada dalam ruang tertutup
Segera masuk ke dalam ruangan atau masuk ke dalam mobil ketika sedang berada di luar ruangan dan mendengar suara halilintar.
- Keluar dari Kolam Renang
Ketika berada di dalam kolam renang, segera naik dan menjauh. Karena halilintar dapat menyambar dan menghantarkan energinya melalui air.
- Hindari Pohon
Ketika hujan hindari berlindung di bawah pohon. Karena jika pohon tersebut tersambar petir, maka energinya dapat merambat dan menyambar Anda.
- Jauhi Tiang Listrik
Saat hujan disertai petir, jauhi tiang listrik, Menara atau sesuatu yang tinggi dan mudah tersambar petir.
- Hindari Tempat Tinggi dan Ruang Terbuka
Ketika berada di sawah, lapangan atau taman segera menjauh. Karena petir cenderung memilih tempat tinggi untuk melepaskan energinya.
- Berhenti Mengendarai Motor
Ketika sedang mengendarai motor, segeralah berhenti. Setelah itu, carilah tempat berlindung.
- Jaga Jarak Aman
Jika sedang berteduh di luar ruangan, segeralah atur jarak dengan orang lain agar tidak terkena lonjakan energi saat ada petir.
- Atur Posisi Tepat saat di Luar Ruangan
Ketika berada di luar ruangan, berdirilah dengan merapatkan kaki atau mengangkat satu kaki untuk mengurangi potensi listrik melewati tubuh saat terjadi petir.
- Matikan Alat Komunikasi
Matikan alat komunikasi, karena sinyal yang dipancarkan dapat memancing petir untuk menyambar.
Itulah beberapa cara terhindar dari petir yang bisa dilakukan. Semoga bermanfaat.
(Rizqy/berbagai sumber)