GARUT,FOKUSJabar.id: Politisi senior Partai Golkar Kabupaten Garut Jawa Barat (Jabar), Deden Sopian mengulas flashback (kilas balik) perjalanan tim penjaringan Bakal Calon Bupati (Cabup) hingga melahirkan paslon 02, Abdusy Syakur Amin-Putri Karlina (Santri).
Menurut Deden Sopian, saat dibuka penjaringan pada bylan Juni 2024 lalu, pihaknya kedatangan para pimpinan Partai Politik (Parpol) sebagai silaturahmi dan penjajakan koalisi.
BACA JUGA:
Ketum Partai Demokrat Jadi Menteri, Ini Kata Dadang Sudrajat
Mereka yang melakukan silaturahmi politik, Partai Demokrat, Gerindra, PKB, PAN, PDI-P, PPP, PKS dan PSI.
“Semua membahas koalisi pada Pilkada 2024 tanpa menyebut nama calon yang akan diusung,” kata Ketua tim penjaringan Calon Bupati Garut dari partai Golkar seusai acara Senam dan Jalan Sehat HUT ke-60 Partai Golkar.
Menurut Deden, Parpol mempunyai tugas yang sama dengan pemerintah. Yaitu, melayani, menyejahterakan masyarakat dan memajukan daerah.
Oleh karena itu, semua sepakat bahwa IPM Kabupaten Garut perlu peningkatan. Dengan begitu bisa naik peringkat dari urutan 25.
Begitu juga dengan keadaan masyarakat miskin (miskin ekstrem), stunting dan pengangguran perlu penanganan yang serius.
Para pimpinan Parpol waktu itu sepakat, Garut perlu pemimpin baru dengan gagasan baru yang agresif.
Helmi Budiman selaku bagian dari incumbent tentu saja diposisikan sebagai lawan dalam Pilkada 2024. Karenanya muncul wacana membentuk koalisi besar yang diberi nama Koalisi Garut Bersatu.
BACA JUGA:
Senam dan Jalan Sehat HUT ke-60 Partai Golkar Diikuti 30 Ribu Peserta
Deden mengatakan, dari pembicaraan awal maka bergulirlah komunikasi lanjutan yang ditindaklanjuti oleh para Bacabup yang mendaftar ke masing-masing parpol untuk membangun silaturahmi.
“Dari perjalanan awal, jika dilihat rekam jejak pendaftar maka tidak heran kalau saat ini muncul paslon koalisi gemuk. Yakni nomor urut 02, Abdusy Syakur Amin-Putri Karlina (Santri) karena disepakati dan didesain dari awal tahap penjaringan,” ungkapnya.
Menurutnya, jika saat ini ada koalisi gemuk itu menandakan bahwa Santri telah berhasil melaksanakan tugas dari partai koalisi untuk menyatukan pandangan tentang visi-misinya sesuai dengan keinginan partai koalisi.
Tak hanya itu, jika kita flashback peberitaan media massa dan medsos ke belakang yang disuarakan oleh komponen LSM dan masyarakat Garut, semua menginginkan adanya perubahan kepemimpinan.
“Kami, khususnya dari Partai Golkar sangat memegang prinsip pada kesepakatan awal untuk memenangkan paslon (wajah baru) dengan semangat baru yang hebat. Yakni, paslon 02 (Santri),” ungkap Deden.
Deden menyebut, hingga kini Partai Golkar telah melakukan konsolidasi bertahap. Mulai dari tingkat pimpinan kecamatan, pimpinan desa dan koordinator TPS.
Tak cukup samapi di sana, pihaknya berlanjut ke tahap pemantapan untuk bergerak door to door ke tiap TPS masing-masing.
BACA JUGA:
Mantan Ketua Fraksi Demokrat Garut Angkat Bicara Soal Perpanjangan Direksi Perumda Tirta Intan
“Semua itu dilakukan oleh 7 partai parlemen dan 7 partai non parlemen yang telah membentuk Timgab di tiap kecamatan,” kata mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Garut, Senin (28/10/2024).
Dia mengklaim bahwa gelombang gerakan akan semakin masif seiring dengan waktu pencoblosan (27 November 2024).
Menggerakan struktur koalisi gemuk tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Namun setiap persoalan dengan tujuan yang besar untuk memenangkan Santri selalu bisa diselesaikan dengan baik.
Semua pengusung paslon Santri merupakan partai yang berpengalaman dan sudah terbiasa menangani pergerakan yang dinamis hingga bisa berjalan kondusif.
“Kami optimistis Santri bisa membawa masyarakat Garut menjadi masyarakat yang hebat dan maju seiring dengan program Koalisi Indonesia Maju (KIM) di bawah komando Pak Prabowo Subianto,” pungkas Deden Sopian.
(Bambang Fouristian)