BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar), Anhar Hadian optimis penerapan teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Kecamatan Kiaracondong akan berjalan dengan sukses.
“Kami optimis kegiatan ini bisa berhasil di Kiaracondong sebagaimana yang sudah berjalan di Ujungberung. Respon dari tokoh masyarakat dan aparat kewilayahan sangat positif,” kata Anhar, Kamis (24/10/2024).
BACA JUGA:
KPU Jabar Targetkan Proses Cetak Surat Suara Pilgub Jabar Tuntas Akhir Oktober
Menurutnya, program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan kasus demam berdarah (DBD) yang hingga kini masih tinggi di Kota Bandung.
Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang dipilih untuk melaksanakan pilot project teknologi Wolbachia.
“Tantangan yang kita hadapi adalah ketersediaan telur nyamuk Wolbachia. Namun dengan dukungan masyarakat dan koordinasi yang baik, kami yakin program ini bisa berjalan lancar,” katanya.
Anhar menjelaskan, di Kiaracondong akan melibatkan peran ‘Orang Tua Asuh’ yaitu rumah-rumah yang akan menjadi tempat penyimpanan ember berisi telur nyamuk, sebagai bentuk partisipasi aktif warga.
Hingga saat ini, Kota Bandung tercatat sebagai wilayah dengan angka kasus DBD tertinggi di Jawa Barat yaitu dengan 7.148 kasus.
Anhar berharap melalui Wolbachia, angka ini dapat ditekan, bahkan mencapai zero DBD di masa depan.
BACA JUGA:
Ajak Kaum Muda Kreatif, Bapenda Jabar Gelar Lomba Video Pajak Berhadiah Trip ke Singapura
Sementara itu, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kiaracondong, Maman Suherman menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap teknologi ini.
“Kami ingin masyarakat tahu bahwa ini untuk kebaikan bersama. Semoga kasus DBD bisa semakin berkurang di Kiaracondong,” ucapnya.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)