Kamis 12 Desember 2024

Khalifah Muhammad Ali Luncurkan Buku ‘Hutan Wakaf’ di Bandung: Solusi Inovatif Hadapi Krisis Iklim

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Buku berjudul ‘Hutan Wakaf: Teori dan Praktik’ karya Khalifah Muhammad Ali, Ketua Yayasan Hutan Wakaf Bogor, resmi diluncurkan di Bandung, Rabu (25/09/2024). Buku ini menawarkan panduan praktis dan teori dalam pengelolaan hutan wakaf, yang dinilai sebagai solusi inovatif dalam menghadapi krisis iklim.

Khalifah menjelaskan, hutan wakaf memiliki potensi besar di Indonesia dan buku ini dapat menjadi referensi penting bagi masyarakat yang tertarik mendalami konsep tersebut. Hutan wakaf adalah inisiatif konservasi berbasis tanah wakaf yang bertujuan menjaga kelestarian hutan dengan prinsip tidak boleh dijual, diwariskan, atau dihibahkan.

“Hutan wakaf tidak hanya menjaga ekosistem, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat,” kata Khalifah di sela peluncuran di Hotel Aston Tropicana, Kota Bandung.

Ia memaparkan program 3E (Ekologi, Ekonomi, dan Edukasi) yang menjadi landasan pengelolaan hutan wakaf. Program ekologi berfokus pada konservasi, sedangkan program ekonomi mendorong hutan wakaf untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Edukasi pun tak kalah penting untuk memastikan keberlanjutan program di masa depan.

BACA JUGA: Hutan dan Lahan Seluas 2 Hektar di Banjarsari Ciamis Kebakaran

Penelitian menunjukkan bahwa program hutan wakaf mendapat respons positif dari masyarakat, dengan 76 persen responden menyatakan dukungan terhadap inisiatif ini.

Hingga saat ini, hutan wakaf telah berkembang di beberapa lokasi di Indonesia, seperti Aceh, Mojokerto, dan Sukabumi, dengan total luas sekitar 10 hektar. Di Bogor, hutan wakaf yang dikelola oleh Yayasan Hutan Wakaf Bogor sudah mencakup 2,5 hektar lahan dan memberi manfaat bagi lebih dari 500 kepala keluarga.

Wakil Sekretaris Badan Wakaf Indonesia (BWI), Emmy Hamidiyah, menyambut baik peluncuran buku ini. Ia menyatakan bahwa buku Hutan Wakaf: Teori dan Praktik menambah khazanah keilmuan dalam pengelolaan wakaf, khususnya di sektor lingkungan.

“Kami sangat mengapresiasi buku ini sebagai referensi yang penting dalam pengelolaan hutan wakaf,” kata Emmy.

Sementara itu, Nur Hasan Murtiaji dari MOSAIC menyoroti posisi strategis Indonesia sebagai paru-paru dunia. Ia juga menekankan bahwa kesadaran umat Muslim terhadap isu perubahan iklim semakin meningkat, terutama mengingat hasil riset yang menunjukkan bahwa 84% masyarakat Indonesia menyadari peran aktivitas manusia dalam perubahan iklim.

Buku ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengelolaan hutan berbasis wakaf yang berkelanjutan, seiring dengan meningkatnya kepedulian terhadap isu lingkungan di kalangan masyarakat Muslim Indonesia.

(Arif/LIN)

Berita Terbaru

spot_img