PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Tokoh masyarakat Dusun Sapuangin Desa Karangsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran Jawa Barat (Jabar), Sarnyo mengungkapkan, kultur budaya di kampungnya sangat kental.
Budaya itu hingga saat ini masih dilestarikan di tiga kampung. Yakni di Kampung Sapuangin, Sarongge dan Kampung Cimadang.
BACA JUGA:
Jamtani Gandeng Pemuda untuk Hadapi Krisis Pangan
“Memang budaya di Sapuangin masih kental. Budaya leluhur seperti pemakoman dan situs-situs patilasan orang dulu masih suka dikasih sesaji,” kata Sarnyo.
Selain itu, pada kegiatan Maulid Nabi, masyarakat sekitar diharuskan mengunjungi pemakaman leluhur terlebih dulu. Begitupun pada bulan Muharram.
Pada bulan Muharram, masyarakat menggelar perayaan dan berkumpul di lokasi jalan desa. Mereka membuat nasi tumpeng untuk persembahan kepada leluhurnya.
Hal itu dilakukan mengingat adat budaya di wilayah tersebut masih dipakai.
BACA JUGA:
Pemotor Tewas Tabrak Bagian Belakang Truk di Pangandaran
“Di sini kalau bulan Muharram di jalanan penuh semua. Masyarakat membawa nasi tumpeng untuk persembahan kepada leluhur,” kata dia.
Kebiasaan lain yang sering dilakukan masyarakat, membakar kemenyan saat akan mengambil padi dari ladang.
Uniknya, padi pertama yang akan dijadikan beras harus digiling menggunakan alat tradisional (Lisung).
Tak hanya itu, di wilayah tersebut juga melarang keras bekerja di atas pukul 11:00 WIB.
Menurutnya, di waktu itu seharusnya tidak ada aktivitas apapun. Konon, jika kebiasaan itu diabaikan maka akan berdampak buruk kepada orang tersebut.
Biasanya orang itu akan jatuh sakit yang tak bisa diobati secara medis.
“Orang yang terkena dampak itu harus berobat ke orang pintar. Setelah itu baru ke medis,” ucapnya.
Sarnyo mengisahkan kejadian aneh beberapa waktu. Saat itu seorang pekerja proyek pembangunan instalasi pengolahan air melihat seekor Ikan Gabus di selokan dekat lokasi dirinya bekerja.
Para pekerja proyek itu menangkap ikan tersebut untuk dipindahkan ke sebuah baik air.
Selang beberapa saat, mereka tiba-tiba terserang penyakit gatal di seluruh tubuhnya.
“Sesudahnya orang tersebut menemukan Ikan Gabus langsung gatal. Pengobatannya alami pakai garam. Tapi garam yang krosok,” pungkasnya.
(Sajidin/Bambang Fouristian)