spot_img
Senin 14 Oktober 2024
spot_img
More

    Kasus DBD Meningkat, Takeda Bersama Kemenkes RI Kampanyekan ‘Langkah Bersama Cegah DBD’

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dalam rangka mencegah penyakit demam berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. PT Takeda Innovative Medicines bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kampanyekan ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ di Mall Paskal 23, Jalan Pasirkaliki Kota Bandung Jabar Sabtu (7/9/2024).

    Presiden Direktur Takeda Innovative Medicine Andreas Gutnech mengatakan, bahwa DBD adalah salah satu penyebab kematian kepada anak.

    “DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa yang dapat menjangkit siapa saja. Di Indonesia, anak sekolah dan orang dewasa yang bekerja adalah yang paling rentan terinfeksi, dan memprihatinkan, DBD menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak,” kata Andreas.

    Oleh karna itu, pihaknya pun meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan pencegahan dan penyebaran kasus DBD.

    “Kasus DBD meningkat kita harus lebih waspada. Tidak ada pengobatan spesifik bagi DBD. Oleh karena itu, pencegahan adalah kunci.Kami percaya, melalui sinergi yang kuat antara pihak swasta, pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sekolah, dan masyarakat setempat, kita dapat membuat perubahan,”ucapnya.

    Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Anas Ma’ruf mengatakan, bahwa penyakit DBD masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat karena bisa menyebabkan kematian.

    Baca Juga: Periode Januari-Juli 2024, Kasus DBD di Kota Bandung Menurun

    “Kita disini untuk mensosialisasikan penyakit yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia, karena penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Perlindungan menyeluruh sangat penting, mengingat risiko DBD yang mengancam semua orang tanpa terkecuali. Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD menjadi bagian terintegrasi dari upaya ini, memberikan edukasi dan solusi preventif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat,”ungkapnya.

    Menurutnya, semua pihak bertanggung jawab dalam berkontribusi dan berperan agar tidak terkena penyakit DBD. Salah satu yang dilakukan oleh Kemenkes bertindak cepat dengan melakukan transformasi.

    “Ini adalah ancaman yang bisa menurunkan usia angka harapan hidup kita. Kasus DBD pada tahun 2024 cukup meningkat tajam sampai pertengahan tahun. Perlindungan menyeluruh sangat penting, mengingat risiko DBD yang mengancam semua orang tanpa terkecuali. Vaksin saat ini pemerintah sudah memberikan izin edar untuk vaksin DBD. Bisa digunakan untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat sekitar,” jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi menyampaikan bahwa di Jawa Barat kasus DBD ada 47 ribu kasus dengan angka kematian sekitar 280-an. Oleh karena itu, pihaknya menekankan pentingnya untuk melakukan pencegahan penyakit DBD sejak dini.

    Baca Juga:Kasus DBD di Kota Banjar Terus Meningkat

    “Hingga awal September saja, kami mencatat 47.525 kasus DBD di Jawa Barat dengan 286 kematian. Kami berupaya maksimal melalui program pengendalian vektor dan peningkatan kesadaran masyarakat. Langkah pencegahan DBD itu ada edukasi dan Gerakan 3M plus (menguras, menutup, mendaur ulang dan lakukan vaksinasi DBD),”kata Vini.

    Meski begitu, pihaknya mengaku bahwa saat ini pemerintah belum bisa membayarkan untuk melakukan vaksin DBD.

    “Namun, pencegahan DBD bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi ini adalah tanggung jawab kita bersama. Melalui kolaborasi dengan pemerintah pusat, kami berkomitmen menurunkan angka kasus dan kematian akibat DBD di Jawa Barat,”ungkapnya.

    Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai dengan minggu ke-33 tahun 2024 adalah sebanyak 181.079 kasus dengan 1.079 kematian, lebih tinggi dibandingkan jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2023 yaitu 44.438 kasus DBD dengan 322 kematian.

    Kota Bandung dan 281 kematian.

    (Yusuf Mugni)

    Berita Terbaru

    spot_img