TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, akan mengerahkan segala cara dan kemampuan untuk menangani kasus stunting di tengah-tengah masyarakat.
Seperti diketahui, kasus stunting di Kota Tasikmalaya tahun 2024 ini, mengalami kenaikan cukup serius, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) mencapai di angka 27 persen, penyumbangnya yakni munculnya stunting baru (New Stunting).
Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, masalah balita kerdil (stunting) ini merupakan hal mendasar yang menjadi perhatian serius seluruh pemerintah daerah begitupun Pemkot Tasikmalaya, akan mengerahkan segala cara dan kemampuan untuk menangani masalah krusial ini.
BACA JUGA: Para Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya Jalani Pemeriksaan Kesehatan
“Kasus stunting disini terjadi kenaikan karenanya, saya minta seluruh pegawai pemerintah Kota Tasikmalaya, Masyarakat luas serta stakeholder lainnya, tingkatkan sinergitas untuk menangani dan dan menyelesaikan stunting ini,” kata Cheka, Senin (02/09/24).
Ia menjelaskan, sejumlah program Pemkot Tasikmalaya pun terus dilakukan sebagai upaya dalam percepatan penanganan stunting.
“One ASN One Stunting (OSOS), Dapur Masyarakat Khusus Stunting (Damaskus), pemberian makanan tambahan (PMT), Pendampingan Pasangan Usia Subur (PUS) dan ibu hamil (Bumil) termasuk pemberian tablet tambah darah (fe) bagi bumil dan pemberian susu untuk bumil KEK, ini semua program kita dalam menangani dan menekan kasus stunting di Kota Tasikmalaya,” ujarnya.
Disamping itu, Cheka juga menuturkan terus melakukan intervensi dalam mengatasi stunting ini agar, penanganannya lebih cepat dan tepat sasaran.
Menurutnya, intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif dua hal ini harus terus dilakukan karenanya, dibutuhkan kolaborasi baik pemerintah pusat, daerah maupun masyarakat serta unsur lainnya dalam bentuk edukasi maupun sosialisasi, bantuan keluarga miskin, imunisasi, infrastruktur air bersih, makanan tambahan, infrastruktur sanitasi dan suplemen makanan.
“Kedepan, kita tidak ingin ada stunting baru (new stunting) di Kota Tasikmalaya karenanya, tentu harus komitmen bersama dari semua pihak dalam melakukan penanganan dan pencegahannya,” kata dia.
Menurutnya, langkah intervensi adalah bentuk komitmen bersama sebagai langkah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi khususnya ibu hamil dan balita.
BACA JUGA: Balon Wabup Tasikmalaya Tak Hadiri Tes Narkotika, Tim Medis Jemput Bola
“Kasus stunting menjadi musuh bersama yang membutuhkan perhatian secara serius pasalnya, menyangkut keberlangsungan dan masa depan bangsa,” imbuhnya.
“Komitmen kita, Kota Tasikmalaya harus terbebas dari masalah stunting karena, generasi muda dari sini harus menjadi bagian untuk mengantarkan menuju Indonesia emas tahun 2045 mendatang,” pungkasnya.
(Seda/Anthika Asmara)