TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Aliansi Masyarakat Peduli Galunggung (AMPEG) Tasikmalaya tanam 1.000 pohon di Gunung Galunggung tempatnya di Kampung Leuweung Keusik Desa Padakembang Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (13/8/2024).
Penanaman pohon dengan barcode tersebut merupakan kegiatan untuk menyambut Hari Konservasi Alam tahun 2024.
Ketua Pelaksana Diwan Masnawi mengajak seluruh masyarakat khususnya generasi muda ikut berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan di area Gunung Galunggung Padakembang Tasikmalaya.
BACA JUGA: Festival Musik Tradisional dan Modern di Kota Tasikmalaya Diikuti Grup Band Anak Jalanan
“Di Hari Konservasi Alam Tahun ini, AMPEG bersama seluruh masyarakat sekitar termasuk para mahasiswa Cipasung, melakukan aksi sosial Penanaman 1.000 pohon di sekitar area lereng Gunung Galunggung Tasikmalaya,” kata dia.
Ia menjelaskan, wilayah Leuweung Kuesik menjadi lokasi penanaman pohon pasalnya, menjadi tonggak gerakan kemenangan masyarakat dalam melawan aksi-aksi penambangan pasir liar.
“Wilayah Lereng Gunung ini harus tetap lestari dan terjaga, lereng ini seharusnya ditumbuhi pohon-pohon yang indah sebagai resapan air, bukan tempat untuk digaruk-garuk oleh Cakar besi penambang pasir liar yang tidak bertanggungjawab,” kata dia.
Diwan mengaku, Desa Leuweung Kuesik yang berada di area Gunung Galunggung Tasikmalaya, dahulu pernah menjadi lokasi penambangan pasir liar, namun akhirnya mampu dihentikan oleh masyarakat sekitar.
Sementara itu salah satu peserta Trendi, yang ikut dalam aksi tersebut mengaku tersentuh hatinya untuk menjaga lingkungan alam agar, tidak rusak dan memberikan manfaat bagi manusia.
BACA JUGA: Paskibraka Kota Tasikmalaya Diasah Mental Dengan Karantina 6 Hari
“Kami ikut menanam pohon sebagai bentuk kepedulian kita terhadap keberlangsungan ekosistem lingkungan supaya, terus memberikan penghidupan bagi kehidupan manusia,” ujarnya.
“Aksi konservasi penanaman pohon sebagai ikhtiar kita bersama dalam menjaga dan melestarikan lingkungan alam dengan demikian, mencegah polusi udara, dan global warming maupun greenhouse,” kata dia menambahkan.
(Seda/Anthika Asmara)