Selasa 14 Januari 2025

Evolusi Konsep Suami Ideal: Antara Tradisi dan Modernitas

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dalam sebuah diskusi mendalam yang digelar di Hotel Savoy Homan, para tokoh masyarakat dan ahli berbagai bidang berkumpul untuk membahas sebuah pertanyaan abadi: Siapakah suami ideal? Dengan latar belakang yang beragam, para pembicara menyajikan perspektif yang menarik tentang evolusi konsep suami ideal dari masa ke masa.

Dari Kerajaan hingga Era Modern

Raja Samu Samu VI, seorang keturunan kerajaan, membawa kita kembali ke masa lalu. Beliau menggambarkan bahwa di zaman kerajaan, konsep suami ideal lebih menekankan pada kepemimpinan, kebijaksanaan, dan kemampuan memenuhi kebutuhan emosional istri.

Materi, meskipun penting, bukanlah segalanya. Namun, seiring berjalannya waktu, tuntutan masyarakat modern telah mengubah persepsi tentang suami ideal.

BACA JUGA:Rahasia Tubuh Ideal Orang Korea: Makan Lebih Banyak Tanpa Menambah Berat Badan

Aspek finansial kini menjadi salah satu penentu utama dalam menilai kesuksesan seorang pria.

Kriteria Suami Ideal: Lebih dari Sekadar Materi

Eni Sumarni, mantan anggota DPD RI, menawarkan perspektif yang lebih komprehensif. Menurut beliau, suami ideal tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga harus memiliki keseimbangan antara agama, budaya, dan kebutuhan keluarga.

“Intinya, seorang suami harus menjadi sosok yang bisa diandalkan, baik sebagai pemimpin keluarga maupun sebagai mitra hidup,” kata Eni.

Senada dengan Eni, Diana Rahmawati, GM Savoy Homann, menekankan pentingnya komunikasi dan pemahaman dalam hubungan suami istri.

“Suami ideal adalah yang mampu mendengarkan dan memahami kebutuhan pasangannya,” kata Diana.

Ini bukan hanya tentang memenuhi keinginan, tetapi juga tentang memberikan dukungan emosional.

Peran Gender dan Dinamika Keluarga

Roza Rahmadjasa Mintaredja, seorang tokoh adat, membawa kita pada diskusi mengenai peran gender dalam keluarga. Beliau menggarisbawahi pentingnya kesetaraan antara suami dan istri.

“Dalam keluarga Sunda, istri memiliki peran yang sangat penting sebagai pondasi rumah tangga. Namun, ini tidak berarti suami tidak memiliki peran yang sama pentingnya,” kata Roza.

Implikasi bagi Masyarakat Modern

Diskusi ini menyoroti beberapa implikasi penting bagi masyarakat modern. Pertama, konsep suami ideal terus berkembang seiring dengan perubahan zaman.

Kedua, tuntutan terhadap sosok suami semakin kompleks, tidak hanya sebagai penyedia materi, tetapi juga sebagai pendengar yang baik, sahabat, dan pemimpin keluarga. Ketiga, pentingnya komunikasi dan pemahaman dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis.

Sehingga konsep suami ideal bisa disebut sebuah konstruksi sosial yang terus berubah seiring perubahan zaman dan nilai-nilai masyarakat.

Meskipun terdapat perbedaan pandangan, para pembicara sepakat bahwa suami ideal adalah sosok yang mampu memberikan cinta, kasih sayang, dukungan, dan kesejahteraan bagi keluarganya. Dalam era modern ini, penting bagi pasangan untuk saling memahami dan bekerja sama dalam membangun rumah tangga yang bahagia.

Persepsi Terhadap Perasaan

Ketua Pelaksana Elimayanti Padmawijaya mengatakan, acara ini digelar sebagai upaya membangun persepsi terhadap perasaan satu sama lain dalam konteks kegidupan sehari-hari. Lebih dari itu membedakan emosi positif dan negatif.

“Ini penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang peran emosi untuk fungsi hubungan yang sehat, sekaligus menjadi faktor psikologis yang berperan dalam pembentukan perilaku seseorang,” kata Eli.

Adanya persepsi terhadap suatu objek, peristiwa atau benda, kata dia, akan melahirkan tindakan yang diambil seseorang yang mempersepsikannya.

Pihaknya mengajak semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ekosistem kehidupan, guna memperkuat solidaritas antargenerasi. Termasuk kemitraan antargenerasi.

Adapun kehadiran para pimpinan redaksi, diharapkan media bisa kembali pada fungsinya sebagaimana tercantum pada niat kebijakan redaksi media tersebut. Terlebih, kata dia, suami Ideal merupakan cikal bakal pemimpin ideal sekaligus sumber pengetahuan dan pengalaman tak ternilai.

“Ini juga memiliki banyak hal yang dapat dikontribusikan untuk perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan melindungi planet kita,” kata dia.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img