BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pusat Investasi Pemerintah (PIP) terus menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Hingga 22 Juli 2024, PIP telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp40,94 triliun kepada lebih dari 10,6 juta debitur di seluruh Nusantara.
Direktur Utama PIP, Ismed Saputra, mengungkapkan bahwa penyaluran pembiayaan ini dilakukan melalui 87 lembaga keuangan bukan bank (LKBB) dan telah menjangkau 510 kabupaten/kota.
Jawa menjadi wilayah dengan penerima manfaat terbesar, diikuti oleh Sumatera, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
BACA JUGA: Pemkot Banjar Berkomitmen Dongkrak Kebangkitan UMKM
“Kenapa Jawa, karena di Jawa ini penduduknya banyak,” kata Ismed saat Kick Off Program Training of Trainers Pendamping 2024, di Bandung, Kamis (25/7/2024).
Tidak hanya menyalurkan dana, PIP juga aktif memberdayakan para pelaku usaha ultra mikro melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan.
Pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek, mulai dari teknis usaha, pembukuan keuangan, hingga pemasaran digital. Selain itu, PIP juga memberikan pendampingan dalam hal legalitas usaha dan peningkatan kualitas produk.
“Kami ingin memastikan pembiayaan yang kami salurkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi para pelaku usaha ultra mikro. Maka kami terus berupaya meningkatkan kualitas dan kapasitas mereka,” kata Ismed.
Program Training of Trainers Pendamping
Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan, PIP juga meluncurkan program Training of Trainers Pendamping 2024. Hal untuk meningkatkan kompetensi para pendamping usaha, sehingga mereka dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada para pelaku usaha ultra mikro.
Kerja sama dengan berbagai universitas dan lembaga inkubator terkemuka diharapkan dapat menghasilkan pendamping berkualitas dan mampu mendorong inovasi di kalangan pelaku usaha ultra mikro.
“Universitas itu, seperti Unpad, Poltek Pertanian Negeri Payakumbuh, Universitas Brawijaya, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Syah
Kuala, Universitas Hindu Indonesia, Universitas Negeri Sebelas Maret, dan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember,” kata dia.
Tahap kedua akan melibatkan pembentukan komunitas ‘Kedai UMi’. Komunitas ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha UMi untuk saling berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan kualitas produk serta pemasaran.
Program ToT Pendamping diproyeksikan berlangsung selama lima bulan, dengan target pelatihan 55 pendamping dan implementasi kepada 110 pelaku usaha UMi.
PIP berharap program ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemberdayaan dan pengembangan usaha UMi di Indonesia.
Dengan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan semakin banyak pelaku usaha ultra mikro yang dapat tumbuh dan berkembang serta berkontribusi pada perekonomian nasional.
(LIN)