PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Seorang warga Desa Wonoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Wagino Sabar (55) salah ambil jenazah Rabu, (26/6/2024). Penyebab kejadian tersebut diduga minimnya penerangan di kamar mayat RSUD Pandega Pangandaran, Jawa Barat.
Sabar menjelaskan, Kejadian bermula ketika pihaknya menerima kabar dari tetangganya pada minggu (16/6/2024) lalu sekitar pukul 04:00 pagi.
“Bu Mardiah (tetangganya) kerumah. Saya suruh ke rumah sakit. Katanya cucu saya meninggal. Saya suruh liat ke sana (Rumah sakit Pandega),” Kata Sabar saat di wawancarai beberapa hari lalu.
Baca Juga: Bacalon Bupati Pangandran Ade Ruminah Minta Masyarakat Pilih Cabup dengan Akal Pikiran Sehat
Lampu di Ruang Jenazah RSUD Pandega Pangandaran Kecil
Sesampai di rumah sakit, ia menyebut, penerangan lampu di kamar jenazah sangat minim. Hal tersebut menyulitkan pihaknya mengenali identitas jenazah tersebut.
“Saya melihatnya dekat sekali (kurang lebih 20 centimeter) seperti mau nyium jenazah itu. Karena lampunya kecil banget. Engga keliatan,” ungkapnya.
Usai melihat jenazah, tak lama Sabar pergi ke bagian administrasi, dia mengira mayat tersebut jenazah cucunya.
Sabar pun langsung mengurusi persyaratan untuk membawa pulang jenazah wanita tersebut.
“Sampai di rumah sekitar jam 05:00 pagi, Sukarti (ibu yang diduga jenazah tersebut) datang pakai motor. Sampe jatuh karena shock dan engga sadar,” kata Sabar.
Menurut Sabar, Sukarti memiliki riwayat struk, dia khawatir kondisinya semakin parah, karena mendengar kabar anaknya meninggal secara mendadak.
Tak lama sekitar satu jam Sukarti sadar. Sukarti pun ingin melihat jenazah anaknya dengan jelas.
“Pas di lihat sambil berdiri, Sukarti langsung mundur, katanya itu mah bukan anaknya”, Jelasnya.
Padahal jenazah tersebut sudah diakui oleh pihak keluarga sabar. Bahkan sudah di umumkan oleh warga melalui pengeras masjid.
Warga setempat, Mardiah mengaku telah memberi kabar kepada Sabar, ia menyebut mendapat informasi melalui poto dari bidan di RSUD Pandega.
Menurut Mardiah, jenazah tersebut sekilas mirip tetangganya bernama Eka atau cucunya pak Sabar.
Namun, ia merasa kurang yakin jenazah tersebut jenazah cucunya pak Sabar.
Meski begitu, ia diyakinkan dengan ciri-ciri bekas luka caesar di bagian perut oleh petugas rumah sakit Pandega.
“Ini kaya Eka (cucunya pak Sabar) di bagian perut ada bekas caesar kaya Eka,” ujar Maridiah menirukan ucapan petugas dari pandega.
Mayat Tanpa Identitas
Sementara itu, Direktur utama Rumah sakit Pandega Pangandaran, Titi Sutiamah membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Memang di kita (pandega) itu ada mayat belum ada identitas. Karena mayat itu datang jam 03:00 pagi,” kata Titi.
Namun kata dia, salah satu petugas pandega menyebut jenazah tersebut terdapat kemiripan dengan tetangganya.
Meski demikian, Titi menampik dengan kurangnya penerangan lampu di kamar jenazah. Karena menurutnya lampu sudah sesuai.
“Bukan lampu yang tidak jelas, kalau lampu tidak jelas kan, seharusnya bu kader (Mardiah) juga tidak bisa melihat. Jadi kalau dari penerangan sudah jelas (terang),” katanya.
Titi menduga, permasalahan tersebut karena usia pak Sabar yang sudah tua.
“Mungkin si bapa (Sabar) itu usia ya (sudah tua). Jadi bukan penerangan yang tidak jelas,” kata Titi.
(Sajidin/Irfansyahriza)