Kamis 12 Desember 2024

Situ Leutik, Embung Sawah dan Mimpi Petani di Kota Banjar

BANJAR,FOKUSJabar.id: Kehadiran wahana Situ Leutik merupakan mimpi besar bagi masyarakat khusunya petani di Desa Cibeureum, Kota Banjar, Jawa Barat.

Pasalnya, situ biatan pemerintah ini tidak hanya bertujuan untuk tempat wisata saja, melainkan juga sebagai embung sawah tadah hujan sekitar Wahana Situ Leutik, Kota Banjar.

Akan tetapi, dengan kondisi yang semakin tidak terurus, tujuan hadirnya Situ Leutik ini hanya dianggap mimpi yang tak sampai bagi masyarakat khususnya petani disana.

Salah seorang petani, Abdurrohman (38) mengatakan keberadaan Situ Leutik sampai sekarang belum bisa dirasakan manfaatnya oleh para petani. 

Hal itu lantaran air di embung tersebut belum bisa mengairi persawahan tadah hujan yang ada di Desa Cibeureum, Kota Banjar.

Abdurrohman menyampaikan, selama ini warga sangat menanti pemanfaatan air dari Situ Leutik karena akan membantu meningkatkan produksi padi sawah tadah hujan terutama saat musim kemarau.

Menurut Abdurrohman, jika air Situ Leutik bisa mengalir ke sawah, maka produksi padi akan meningkat. Petani yang biasanya panen satu kali bisa menjadi dua kali panen dalam setahunnya.

“Harapan kami tentu ingin pemerintah kota bisa membantu supaya air Situ Leutik itu bisa mengaliri area persawahan, karena memang tujuan awalnya untuk itu” katanya, Rabu (5/6/2024).

Abdurrohman mengatakan bahwa di daerah Situ Leutik memang sudah ada saluran irigasi.

“Saluran irigasinya sebetulnya sudah ada. Cuma ada yang rusak, harus memperbaiki beberapa saluran irigasi,” kata dia.

Situ Leutik Belum Bermanfaat Bagi Petani

Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan, membenarkan air Situ Leutik Kota Banjar awalnya untuk embung sawah tadah hujan.

Ia juga membenarkan bahwa keberadaan Situ Leutik ini belum membawa manfaat bagi petani sawah tadah hujan di sana.

Belum adanya pemanfaatan air Situ untuk mengairi area persawahan tadah hujan di Desa Cibeureum. Justru yang ada hanya beban moral tersendiri karena hal itu sudah menjadi mimpi dari masyarakat di sini.

“Sampai saat ini air Situ belum mengalir ke area persawahan warga,” ujarnya.

“Warga di sini masih menantikan itu, karena awal pembangunannya dulu itu untuk mengairi persawahan tadah hujan,” kata Yayan menambahkan.

Meski Yayan mengaku air dari Situ Leutik ini tidak akan bisa mengairi semua sawah yang ada di Desa Cibeureum tapi sedikit tidaknya dapat membantu sawah tadah hujan para petani.

“Terlebih saat masa tanam musim kemarau,” katanya.

Situ Leutik ini merupakan situ buatan. Awal perencanaannya untuk mengairi area persawahan tadah hujan di wilayah Desa Cibeureum dan sekitarnya. 

Namun setelah itu pada perjalanannya kemudian menjadi kawasan wisata. Adapun luas sawah tadah hujan milik para petani di wilayah Desa Cibeureum sekitar 60 hektar.

Sehingga, warga sampai sekarang ini masih berharap. Agar ke depan air di Situ Leutik membawa manfaat bagi para petani di wilayah tersebut.

“Hingga sekarang hal itu hanya sebatas menjadi keinginan warga saja. Belum terwujud dan itu sudah kami sampaikan kepada para anggota DPRD yang pernah melakukan kunjungan kesini,” pungkasnya.

Sementara dari pantauan, selain belum mewujudkan mimpi petani di sana, keadaan wahana Situ Leutik, Kota Banjar ini terlihat terbengkalai dan tidak terurus. Beberapa fasilitas yang ada di sana pun sebagian rusak.

(Budiana Martin/Irfansyahriza)

Berita Terbaru

spot_img