Kamis 12 Desember 2024

Airlangga Hartarto Sampaikan Kesuksesan Indonesia di Bloomberg TV

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan wawancara di Bloomberg TV dalam rangkaian kunjungan kerja di London, Rabu (1/5/2024). Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan perkembangan positif perekonomian Indonesia serta membagikan keberhasilan Indonesia melakukan proses transisi pemerintahan yang berkesinambungan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Menko Airlangga mengatakan, kestabilan politik menjadi modal Indonesia untuk terus melanjutkan transformasi ekonomi. Indonesia, di tengah kompleksitas lingkungan perekonomian global, kinerja perekonomian kami mengalami kemajuan dan menunjukkan ketahanan.

“Sepanjang tahun 2023, kami berhasil tumbuh sebesar 5,05 persen. Dalam dua tahun terakhir, ketika persiapan dan pelaksanan pemilu, ekonomi Indonesia tetap tumbuh berkualitas, inflasi terjaga, dan nilai tukar rupiah dijaga dengan seimbang,” kata Menko Airlangga dalam program The Pulse di Bloomberg TV melalui rilis yang diterima, Kamis (2/5/2024).

Menko Airlangga pun berkesempatan menjelaskan kebijakan strategis Pemerintah Indonesia seperti hilirisasi komoditas nikel. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan nilai tambah perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

“Kebijakan hilirisasi nikel telah memperbaiki posisi neraca perdagangan Indonesia dan transaksi berjalan Indonesia secara signifikan, yang mencatat surplus sejak tahun 2021. Selain itu, kebijakan ini memberikan dampak yang sangat positif terhadap penciptaan lapangan kerja,” kata Menko Airlangga.

fokusjabar.id Airlangga Hartarto Menko Perekonomian
Menko Airlangga Hartarto saat wawancara dalam program The Pulse di Bloomberg TV. (FOTO: Istimewa)

Menjawab persoalan dan peluang di sektor perubahan iklim, Menko Airlangga menyebutkan jika investasi pada kendaraan listrik dan energi terbarukan menjadi semakin penting. Pemerintah mendorong pengembangan teknologi ini untuk mengurangi polusi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Kondisi ini didukung dengan berkah alamiah dimana Indonesia memiliki cadangan nikel, sebagai bahan utama baterai EV, yang terbesar di dunia. Posisi geografis yang strategis juga mendukung daya tarik Indonesia untuk menjadi basis produksi EV di Asia, selain Tiongkok,” Menko Airlangga menambahkan.

Bloomberg New Energy Finance (Bloomberg NEF) menilai Indonesia mampu meningkatkan daya tariknya untuk menarik investasi pada ekosistem rantai pasok baterai listrik. Saat ini, Indonesia berada dalam peringkat 22 dari 30 negara yang dinilai dalam Bloomberg NEF’s Annual Global Lithium-Ion Battery Supply Chain.

Penilaian tersebut berdasarkan beberapa aspek seperti industri, inovasi, dan infrastruktur, lalu ketersediaan bahan baku, manufaktur baterai, permintaan di sektor hilir, serta kebijakan terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola. Posisi ini akan meningkat hingga peringkat 18 pada tahun 2027, di atas negara G20 lainnya yakni Brazil dan Afrika Selatan.

Menko Airlangga pun membagikan peluang luas terkait transisi energi di Indonesia. Diantaranya melalui carbon capture storage (CCS), pemanfaatan bahan bakar alternatif untuk industri aviasi, hingga pemanfaatan energi nuklir.

“Pemerintah Indonesia terus mendorong upaya transisi energi dalam rangka pencapaian National Determined Contribution (NDC). Indonesia berkomitmen meningkatkan target penurunan emisi dari HM.4.6/289/SET.M.EKON.3/05/2024 29 persen menjadi 31,89 perse tanpa syarat (tanpa bantuan internasional),” kata Menko Airlangga.

Sementara untuk komitmen dengan melibatkan bantuan internasional, Menko Airlangga mengatakan adanya peningkatan dari 41 persen pada NDC pertama menjadi 43,20 persen. Lebih luas, upaya transisi energi membuka peluang investasi senilai US$ 3,5 triliun bagi Indonesia.

Pasca sesi wawancara langsung, Menko Airlangga berkesempatan berdiskusi dengan CEO Bloomberg NEF, Jon Moore. Dalam diskusi tersebut, Menko Airlangga menyampaikan Indonesia terus meningkatkan signifikansinya dalam perekonomian global.

Selain secara sukses memimpin Presidensi G20 2022 dan dilanjutkan Kepemimpinan ASEAN 2023, Indonesia saat ini merupakan negara Asia Tenggara pertama yang memulai proses aksesi keanggotaan OECD. Keanggotaan Indonesia tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat dalam upaya transformasi ekonomi dalam rangka menjadi negara maju berpendapatan tinggi, namun juga meningkatkan relevansi OECD sebagai organisasi yang inklusif.

“Sebagai ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara, keanggotaan Indonesia di OECD akan turut meningkatkan profil dan signifikansi OECD,” Menko Airlangga menegaskan.

(Ageng)

Berita Terbaru

spot_img