spot_img
Sabtu 27 April 2024
spot_img
More

    Harga Beras Masih Tinggi, Direktur LIn Minta Pemkab Ciamis Jangan Cuma Anteng Memantau

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Beberapa pekan ini banyak sekali pemberitaan terkait kenaikan pangan terutama beras. Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga beras premium sudah mencapai angka Rp 16.540 dan medium Rp 14.230 dengan kenaikan sekitar 0,73 % dan yang medium tetap.

    Kenaikan harga yang cukup lumayan ini berdampak pada kesenjangan sosial. Terutama bidang ekonomi khususnya pangan terutama pada masyarakat yang tidak bertani yang mengandalkan untuk makan dengan membeli beras.

    Dengan kondisi tersebut Direktur Lingkaran Intelegensia (LIn) Hernawan menyebut perlu ada penangan cepat umumnya di Jawa Barat dan khususnya di Kabupaten Ciamis.

    “Dengan adanya arahan Bupati Ciamis kepada semua Camat dan Kepala Desa untuk memantau kondisi pangan harus kita apresiasi. Tapi di sisi lain pemerintah pun harus terukur gerakannya dalam menstabilkan harga pangan di Ciamis tidak hanya memantau saja,” tegas Hernawan, Kamis (21/3/2024).

    Hernawan menyebut, peran pemerintah harus ekstra cepat melakukan kordinasi dengan konsep gotong royong. Pemangku ekonomi salah satunya pelibatan semua sektor usaha terutama perbankan.

    “Adanya peraturan Daerah kabupaten Ciamis nomor 8 tahun 2017 tentang tangung jawab sosial dan lingkungan perusahaan atau yang sering kita dengan yaitu adanya dana Corporate Sosial Responsibility (CSR) harus mampu merubah kondisi kesenjangan social ini,” ungkap Hernawan.

    Hernawan menjelaskan, dengan adanya PERDA tersebut harus menjadi jembatan untuk memberikan solusi kongkrit bagi masyarakat Ciamis. Yang per hari ini membutuhkan subsidi pangan. Karena akan sangat berbahaya apabila masyarakat khususnya anak-anak tidak terpenuhi pangannya.

    “Jangan sampai CSR di Ciamis ini hanya digunakan untuk sektor pembangunan fisik saja. Yang sudah di lakukan di 2 tahun ini. Atau malah tidak ada sama sekali CSR yang berefek terhadapa masyarakat umum Ciamis. Hari ini yang di butuhkan ialah respon sosial cepat untuk menstabilkan harga pangan bukan respon sosial fisik,” pungkasnya.

    (Irfansyahriza)

    Berita Terbaru

    spot_img