Jumat 27 Desember 2024

Koper Listrik: Inovasi Transportasi Pintar yang Mengubah Cara Berpergian di Bandara

FOKUSJabar.id: Penggunaan koper listrik, atau dikenal juga sebagai suitcase scooter, semakin populer di bandara Indonesia. 

Berbeda dengan koper konvensional, koper listrik ini memungkinkan pemiliknya untuk naik dan berjalan jauh di bandara dengan lebih cepat. 

Meskipun tren ini baru muncul belakangan, ternyata konsep koper listrik sudah dipatenkan sejak 10 tahun lalu oleh seorang pengusaha di China, He Liangcai.

Dilansir dari ABC News, He Liangcai dari Provinsi Hunan, China, berhasil mematenkan skuter koper yang mampu menempuh jarak hingga 37 mil atau sekitar 59 kilometer. 

Menempuh jarak tersebut dengan satu kali pengisian daya, dan koper ini memiliki kecepatan mencapai 12 mil per jam. 

Proses pengembangan koper listrik ini memakan waktu 10 tahun, sejak tahun 2000 ketika Liangcai lupa membawa barang saat perjalanan ke bandara.

Cara Kerja Koper Listrik

Menurut informasi dari laman AirWheel Factory, produsen transportasi pintar terkemuka di dunia, bekerja mirip dengan skuter. 

Koper ini lengkap dengan pegangan untuk mengontrol arah kanan atau kiri pada stang. 

Tombol di dekat stang kanan untuk memberikan gas, sedangkan tombol di dekat stang kiri untuk mengerem. Saat menekannya bersamaan, dapat bergerak mundur.

Meskipun koper listrik memiliki bobot kosong yang lebih berat daripada koper konvensional, yakni sekitar 7-10 kilogram, kecepatan berkendara untuk dewasa mencapai 13 kilometer per jam dengan baterai litium berukuran 73,25 Wh. 

Baca Juga: Tips Penting Merawat Dokumen Perjalanan Bisnis

Koper ini dapat menangani berat maksimal pengguna hingga 110 kilogram. Selain itu, dapat mengontrol koper dari jarak jauh melalui aplikasi AirWheel dengan akun terdaftar.

Batasan Pemakaian di Pesawat

Meskipun inovatif, penggunaan koper ini dapat terbatas di beberapa maskapai penerbangan. 

Garuda Indonesia, misalnya, melarang koper ini masuk kabin dan bagasi di semua pesawatnya. Koper ini sebagai kendaraan kecil bertenaga baterai litium, termasuk dalam kategori airwheel, solowheel, hoverboard, mini-segway, dan balance wheel.

Citilink Indonesia memberikan aturan yang lebih fleksibel. Boleh membawa koper dengan berat maksimum tujuh kilogram, dan harus melepas baterainya jika ingin masuk ke kabin pesawat. 

Koper dengan baterai litium di atas 160 Wh dapat masuk ke bagasi pesawat dengan syarat melaporkannya kepada maskapai minimal empat jam sebelum penerbangan.

Meski terdapat beberapa pembatasan, koper listrik tetap menjadi solusi inovatif bagi mereka yang ingin bergerak cepat di bandara. 

Dengan teknologi yang terus berkembang, kemungkinan penggunaan koper listrik akan semakin meluas di masa mendatang, mengubah cara kita berinteraksi dengan perjalanan udara.

(Erwin)

Berita Terbaru

spot_img