spot_img
Sabtu 6 Juli 2024
spot_img
More

    Miris, 85 Persen Warga Cilembang Kota Tasikmalaya Masuk Kategori Miskin

    TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos RI tahun 2022, 85 persen warga Kelurahan Cilembang Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat masuk kategori miskin.

    Lurah Cilembang Kota Tasikmalaya, Jeffi Tauladani mengatakan, jumlah penduduk di Kelurahan Cilembang ada 15.450 orang. Hampir semua penduduknya penerima bantuan dan pemberdayaan sosial.

    “Ini memang sangat miris, mengacu pada DTKS, dari jumlah penduduk 15.450 orang, 85 persen, atau kalau dikalkulasikan 13.532 warganya masuk kategori miskin, yang menerima bantuan sosial dan pemberdayaan sosial,” ungkap Jeffi Tauladani saat Acara Musrenbang Kelurahan, Senin (15/01/24).

    Jeffi menjelaskan, fenomena ini harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya. Agar Kelurahan Cilembang terlepas dari wilayah dengan jumlah kemiskinan tertinggi di Kota Tasikmalaya.

    “Ini sangat memprihatikan sekali, jumlah penduduknya 15.450. Hampir semuanya kategori miskin yang rutin menerima bantuan sosial dari pemerintah,” jelasnya.

    Jeffi mengaku, pihaknya terus berusaha agar kondisi ekonomi warganya dapat meningkat dan kelaur dari kemiskinan.

    “Kami selama ini sudah bekerja dalam melakukan berbagai program. Seperti program peningkatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

    Jeffi menambahkan, dalam Musrenbang kelurahan sekarang, sejumlah usulan dari warga Cilembang telah disampaikan. Untuk bisa ditindaklanjuti dan direalisasikan Pemkot Tasikmalaya.

    “Kita mengusulkan pembangunan infrastruktur terutama perbaikan drainase. Kemudian pemberdayaan kesenian dan budaya masyarakat. Lalu pemasangan Marka/rambu-rambu jalan karena banyak lembaga pendidikan. Terlebih yang paling penting bantuan untuk peningkatan perekonomian warga,” terangnya.

    Jeffi mengatakan, sebagian warganya memang banyak pendatang dan berpenghasilan tidak tetap.

    “Mereka pekerja buruh harian, penarik becak, pedagang kecil dan serabutan lainnya. Bahkan ada Ketua RW yang berprofesi penarik becak,” tandasnya.

    (Seda/Irfansyahriza)

    Berita Terbaru

    spot_img