BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pelatih fisik Persib Bandung, Miro Petric menilai kondisi fisik pemain cukup terjaga pascalibur tiga pekan.
Menurut Miro Petric, pemain terlihat bisa menjaga kondisi. Pasalnya semua pemain Persib menjalankan program individu saat aktivitas tim diliburkan.
Sehingga saat kembali berlatih, mereka bisa melanjutkan program latihan sesuai rencana tim pelatih.
BACA JUGA:
Fokus Hadapi Persis, Persib Bandung Latihan 2 Kali Sehari
Miro Petric menuturkan, kondisi pemain tersebut membuat tim pelatih tidak membuat program latihan dari awal. Sehingga pada persiapan menghadapi Persis Solo tinggal melanjutkan program.
“Pemain kami semuanya mendapat program latihan individual. Sejauh ini, apa yang kami lihat mereka dalam kondisi bagus. Semuanya menjalankan program dan kini tinggal melanjutkan program kebugaran,” kata Miro.
Pada sesi latihan perdana, tim pelatih masih memberikan program dengan intensitas ringan.
BACA JUGA:
Pemain Persib Dapat Program Latihan dengan Intensitas Ringan
Memasuki hari kedua Kamis (11/1/2024), tim pelatih memberikan program latihan yang menitik beratkan pada ball feeling.
Namun pelatih asal Kroasia ini menjelaskan, latihan fisik tetap diberikan kepada Achmad Jufriyanto dan kawan-kawan.
“Hari ini lebih kepada ball feeling. Karena dalam beberapa pekan mereka tidak menyentuh bola sama sekali. Di akhir sesi kami melakukan latihan aerobic,” ucapnya.
Sementara itu pertandingan terdekat Persib Bandung menghadapi Persis Solo. Laga pekan ke-24 kompetisi Liga 1 musim 2023-2024 akan digelar pada 4 Februari mendatang.
Sebelumnya FOKUSJabar mengabarkan, Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak menuturkan, setelah meliburkan aktivitas pasukannya, pihaknya sudah mempersiapkan program untuk persiapan menghadapi Persis, di antaranya latihan sehari dua kali.
“Ya kami akan melakukan latihan sebanyak dua kali sehari dalam beberapa hari,” kata Bojan Hodak.
Bojan menuturkan alasannya memberikan program latihan sebanyak dua kali sehari. Pasalnya libur kompetisi Liga 1 musim 2023-2024 cukup panjang, sehingga jeda kompetisi ini seperti pramusim.
“Ini seperti pramusim dan yang menjadi masalah itu adalah dalam satu tahun, penampilan pemain tidak bisa terus berada di puncak secara terus menerus. Tentu saja ada periode pemain di puncak dan kandang bisa menurun,” ungkapnya.
(Arif/Bambang Fouristian)