JAKARTA,FOPKUSJabar.id: Badan PBB untuk Pengungsi dan Pekerjaan Palestina (UNRWA) menyatakan, kurangnya bantuan yang memasuki Jalur Gaza menyebabkan 40 persen penduduknya berisiko mengalami kelaparan.
UNRWA memperbarui peringatannya bahwa saat ini Gaza sedang bergulat dengan bencana kelaparan. Badan tersebut juga mengulangi seruan gencatan senjata kemanusiaan di wilayah kantong itu.
“Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, mencari makanan dan air. Kenyataannya adalah kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah gencatan senjata kemanusiaan,” kata direktur UNRWA di Gaza, Thomas White Pada Kamis (28/12/2023).
Pengepungan total Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah mambuat warga Gaza kekurangan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan. Kekurangan tersebut hanya dapat diatasi secara sporadis melalui bantuan kemanusiaan yang masuk terutama melalui Mesir.
BACA JUGA: Israel Akan Ubah Jalur Gaza Jadi Zona Demiliterisasi!
“Kami sekarang tidur di jalanan. Tidak ada air, makanan, atau kebutuhan hidup apa pun. Anak-anak saya kelaparan, dan saya tidak dapat menemukan air untuk mereka,” kata seorang warga Gaza, Salem, 31, melansir IDN.
Peringatan terbaru UNRWA muncul setelah pasukan Israel pada Kamis memborbardir wilayah Gaza dengan pertempuran melawan pejuang Hamas yang terus bergerak ke selatan, yang merupakan tempat ratusan ribu warga Gaza berlindung.
Serangan udara, artileri serta pertempuran dari rumah ke rumah terjadi paling parah di kota selatan Khan Younis. Juru bicara kementerian Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan, lebih dari 200 kematian terjadi dalam 24 jam terakhir di seluruh wilayah.
Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, menuduh PBB telah gagal memberikan bantuan kepada warga sipil Gaza. Levy juga mengklaim Hamas telah membajak bantuan dan UNRWA menutupi hal tersebut. Namun, sejauh ini belum ada bukti tentang tuduhan yang dilontarkan Israel kepada PBB dan UNRWA.
Amerika Serikat (AS) yang memberi dukungan Israel dalam serangan di Gaza telah mendesak Tel Aviv untuk segera mengambil tindakan guna menyelamatkan warga sipil dan mengizinkan lebih banyak bantuan.
Tetapi, para pekerja kemanusiaan mengatakan, jumlah makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang masuk ke Gaza masih jauh di bawah kebutuhan. Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan sedikitnya 21.320 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak.
(Agung)