BANDUNG,FOKUSJabar.id: KONI Kota Bandung terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) keolahragaan, salah satunya di bidang kepelatihan. Upaya nyata yang dilakukan yakni melakukan kerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Pelatih Olahraga (LSP-POR) dalam upaya peningkatan kualitas pelatih.
Ketua Umum KONI Kota Bandung, Nuryadi mengatakan, kerjasama dengan LSP-POR yang merupakan perwakilan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) merupakan lanjutan dari program peningkatan SDM yang sudah dilakukan di tahun 2019. Selain itu, akreditasi sertifikasi profesi, termasuk pelatih olahraga, merupakan salah satu amant dari Undang-undang Nomor 11 tahun 2022 tentang keolahragaan.
“Seperti yang diamanatkan undang-undang, semua tenaga keolahragaan yang bertugas itu diwajibkan memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan induk organisasi cabornya dan atau lembaga sertifikasi kompetensi. Apalagi tenaga kepelatihan itu menjadi titik sentral dalam proses pembinaan sehingga kami (KONI Kota Bandung) diamanatkan untuk meningkatan kualitasnya,” kata Nuryadi saat ditemui usai penandatanganan MoU KONI Kota Bandung dengan LSP-POR di Aula KONI Kota Bandung, Jalan Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Pada awal program peningkatan SDM di tahun 2019, lanjut Nuryadi, sekitar 150 orang pelatih mengikuti pelaksanaan uji kompetensi. Namun dari jumlah tersebut, tidak semua pelatih lulus dalam uji kompetensi tersebut dikarenakan beberapa hal.
“Di tahun ini, yang mengikuti uji kompetensi sebanyak 50 orang pelatih dan kami berharap bisa semuanya lulusa sehingga bisa membantu pencapaian target 100 ribu pelatih tersertifikasi secara nasional 100 ribu. Untuk 50 orang pelatih yang saat ini mengikuti uji kompetensi, kami prioritaskan para pelatih cabang olahraga yang masuk dalam kategori tunjangan prestasi dan pelatihan khusus. Ini pun jadi bagian tidak terpisahkan untuk persiapan PON XXI,” Nuryadi menuturkan.
Kabid Diklatar KONI Kota Bandung, Sufyar Mudjianto mengakuo jika target capaian pelatih bersertifikat dan kompeten di Kota Bandung belum maksimal. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kompetensi pelatih di semua cabang olahraga secara bertahap.
“Di setiap tahun, minimal kita ikutkan sebanyak 50 orang pelatih untuk melakukan uji kompetensi ini. Tapi kami pun berharap setiap cabang olahraga bisa mempersiapkan para pelatihnya untuk menyiapkan dan memenuhi persyaratan dari masing-masing pelatihnya mengikuti uji kompetensi ini,” kata Sufyar.
Untuk itu, setiap cabang olahraga bisa menyelenggarakan penataran dan atau pelatihan bagi para pelatihnya. Atau mengirimkan pelatih-pelatihnya untuk mengikuti berbagai penataran atau pelatihan.
“Setiap cabor yang menjadi anggota KONI Kota Bandung ini kan secara rutin mendapatkan dana bantuan dari pemerintah yang disalurkan melalui kami, jadi itu bisa digunakan untuk menggelar pelatihan atau mengirimkan pelatihnya. Memiliki sertifikat penataran atau pelatihan itu menjadi salah satu syarat untuk mengikuti uji kompetensi,” Sufyar menjelaskan.
Sementara LSP-POR, Moch Yudianto Arifandi mengatakan, KONI Kota Bandung merupakan yang pertama kali menjalin kerjasama dan melakukan uji kompetensi pelatih diantara kota dan kabupaten lain di Indonesia. Hal ini diharapkan menjadi contoh yang baik untuk diikuti KONI kota/kabupaten lain di Indonesia.
“Diawali dari (KONI) Kota Bandung sebagai pionirnya, lalu dicontoh dan diikuti kota dan kabupaten lain di Indonesia. Sertifikasi dan uji kompetensi bagi pelatih ini penting karena mencetak prestasi olahraga Indonesia ini diawali dari mempersiapkan atlet melalui pelatih-pelatih yang kualitas. Ini sejarah,” kata Arifandi.
(Ageng)