spot_img
Kamis 16 Mei 2024
spot_img
More

    Kasus Kesehatan Mental Pada Usia Remaja di Kota Bandung Terus Mengalami Peningkatan

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat, kasus kesehatan mental pada usia remaja di kota Bandung mengalami peningkatan.

    Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Bandung, Intan Annisa mengatakan, bahwa temuan tersebut berdasarkan  hasil dari screening yang dilakukan tenaga kesehatan.

    BACA JUGA: UMK Jawa Barat Tahun 2024 Ditetapkan, Kota Banjar Paling Rendah

    “Setiap tahun kasus kesehatan mental pada usia remaja ini mengalami peningkatan. Karna, semakin banyak kegiatan screening atau deteksi dini yang kami lakukan, pasti kami akan menemukan lebih banyak kasus,” kata Intan Annisa Jumat (1/12/2023).

    Intan mengungkapkan, masalah kesehatan mental pada anak berusia 4 hinga 18 tahun pada tahun 2021 mencapai 24.346 anak. Jumlah tersebut merupakan hasil screening dari 46.052 jiwa.

    Sedangkan padan tahun 2022, jumlah kasus kesehatan mental pada usia yang sama mencapa 35.759.

    BACA JUGA: Bapenda Jabar Dapat Anugerah Keterbukaan Infomasi, Bey Machmudin Puji Inovasi OPD

    “Kita juga melakukan screening terhadap remaja di atas 18 tahun. Hasilnya,  8.870 anak terindikasi bergejala gangguan mental gangguan emosi. Jumlah ini merupakan hasil screening dari 120.850 jiwa,”ungkapnya.

    Menurutnya, persoalan kesehatan jiwa menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Gangguan kesehatan jiwa masu dalam standar pelayanan bidang kesehatan yang harus ditangani.

    “Dimana standar pelayanan minimal ini menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk melayani. Nah salah-satunya adalah masalah gangguan jiwa. Upaya yang kita lakukan salah satunya edukasi,”ucapnya.

    Intan menambahkan, dari hasil edukasi tersebut, akan disampaikan kepada guru bimbingan konseling.Namun, apabila terindikasi memiliki gejala mental berat,  maka akan disiapkan rujukan tenaga ahli.

    “Baik itu penanganan psikolog dan psikiater, atau dirujuk oleh pilihan puskesmas menuju rumah sakit tertentu. Kita juga setiap tahunnya meningkatkan kapasitas guru BK yang kita latih dalam setiap tahunnya,” pungkasnya.

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img