Kamis 12 Desember 2024

Mengatasi Quiet Firing: Tanda-Tanda dan Langkah Antisipasi di Tempat Kerja

FOKUSJabar.id: Mengatasi Quiet Firing. Tekanan di tempat kerja adalah suatu hal yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari para pekerja. 

Apakah bekerja dari rumah atau menghadiri kantor setiap hari, sebagian stres mungkin anggapannya sebagai bagian dari rutinitas perusahaan. 

Namun, perubahan mendadak dalam sikap atasan bisa menjadi sinyal bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi, dan kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi quiet firing.

Quiet firing merupakan istilah baru yang oleh perusahaan analisis tempat kerja global, Gallup. 

Fenomena ini sudah berlangsung selama puluhan tahun di berbagai tempat kerja. Quiet firing terjadi ketika pemberi kerja mencoba merumitkan kondisi kerja bagi karyawan yang mendapat target untuk dikeluarkan dari perusahaan. 

Baik itu melalui perampingan organisasi atau upaya menghindari penempatan posisi yang berlebihan, quiet firing menjadi cara manajemen untuk menghindari proses pemecatan yang kompleks.

Berikut adalah beberapa tanda-tanda quiet firing yang perlu kita waspadai, sebagaimana dilaporkan oleh Forbes:

1. Perubahan Sikap Atasan

Atasan yang peduli akan meluangkan waktu untuk memeriksa setiap karyawan, menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kontribusi mereka. Jika tiba-tiba kita menjadi satu-satunya yang tidak diperiksa, atau atasan mulai bersikap kritis tanpa alasan yang jelas, ini bisa menjadi pertanda adanya masalah.

2. Penurunan Pekerjaan

Mendapatkan lebih sedikit tanggung jawab mungkin terdengar menyenangkan pada awalnya, namun bisa menjadi tanda bahaya. 

Pemindahan tugas tanpa pemberitahuan sebelumnya dapat merugikan, karena proyek memberikan tujuan dan nilai pada pekerjaan kita. Jika kita tidak lagi terlibat dalam tugas atau rapat yang sebelumnya rutin, ini bisa menjadi pertanda penurunan kepercayaan.

3. Permintaan Mencatat Aktivitas Kerja

Jika atasan mulai meminta kita untuk mencatat aktivitas kerja secara rinci, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mencari alasan untuk menilai pekerjaan kita. 

Blok kalender kosong dan laporan yang kurang sempurna dapat digunakan sebagai alasan untuk meremehkan kontribusi kita.

Baca Juga:

Baca Juga: Menggali Lebih Dalam tentang Trust Issue

Selain tanda-tanda di atas, komunikasi yang lebih sering dengan Departemen Sumber Daya Manusia (HRD) juga bisa menjadi sinyal bahwa kita berada dalam risiko quiet firing. 

Mulai dari informasi biasa hingga rapat mendadak tentang perilaku atau kinerja di tempat kerja, melibatkan HRD bisa menjadi bagian dari upaya manajemen untuk membuat proses perampingan terlihat lebih diplomatis.

Bagi para pekerja, menyadari tanda-tanda ini dan mengambil langkah antisipatif adalah kunci untuk melindungi karier dan kesejahteraan di tempat kerja. 

Komunikasi terbuka dengan atasan dan pengawasan terhadap perubahan yang mencurigakan dapat membantu mengatasi potensi quiet firing sebelum menjadi lebih serius.

(Erwin)

Berita Terbaru

spot_img