Kamis 12 Desember 2024

Cegah DBD, Pemprov Jabar Kembangkan Metode Wolbachia

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dalam mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menerapkan metode wolbachia yang dikembangkan Kementerian Kesehatan.

Menurut Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, Kementerian Kesehatan tentunya sudah melakukan uji klinis secara ilmiah sebelum diputuskan untuk menjalankan metode ini.

BACA JUGA:

UMP 2024 Jawa Barat Naik 3,57 Persen

Bey berharap, metode yang akan diterapkan ini ampuh dalam memberantas DBD.

“Ya itu kan pencegah DBD, sudah mulai diuji, sebetulnya baik. Kita jangan terlalu reaktif (atas kritikan),” ujar Bey Machmudin, di Kota Bandung, Selasa (21/11/2023).

“Tentunya nanti ada keuntungannya. Kita percaya Kementerian Kesehatan sudah melakukan uji coba dan aman,” dia menambahkan.

Oleh karena itu, sosialisasi perlu diperluas.  Terutama di daerah yang diujicobakan. Dengan begitu, masyarakat bisa menerima metode wolbachia untuk menangkal DBD.

Wolbachia merupakan bakteri yang bisa tumbuh di tubuh serangga kecuali nyamuk aedes aegypti.

Melalui serangkaian percobaan, peneliti dunia berhasil memasukkan bakteri wolbachia ke dalam tubuh nyamuk aedes aegypti.

Bakteri wolbachia diketahui dapat mencegah replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk.

Sehingga apabila nyamuk aedes aegypti menghisap darah manusia mengandung virus dengue, maka dia akan resisten dan tidak akan menyebarkan ke dalam tubuh manusia yang lain.

BACA JUGA:

Pemprov Jabar Dukung UMKM Naik Kelas

Bakteri wolbachia bisa ditransfer melalui telur dan aman untuk manusia. Apabila nyamuk betina berwolbachia kawin dengan jantan tak berwolbachia, seluruh telurnya akan berwolbachia.

Jika nyamuk jantan berwolcahia kawin dengan betina tak berwolbachia, maka telurnya tak akan menetas.

Jika jantan dan betina berwolbachia kawin, maka keturunannya otomatis akan berwolbachia.

Kementerian Kesehatan menyebar nyamuk wolbachia di lima kota. Mulai dari Jakarta Barat, Semarang, Bontang, Kupang hingga Kota Bandung Jawa Barat.

Belakangan, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan Kementerian Kesehatan agar berhati – hati dengan penggunaan metode wolbachia untuk mencegah DBD. Karena berpotensi membentuk mutasi baru.

Jabar masih menghadapi ancaman DBD dan menjadi tantangan bagi Pemprov Jabar dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk ditanggulangi.

Dinkes mencatat dari Januari – Juni 2023, sedikitnya 7.512 kasus DBD. 49 di antaranya meninggal dunia.

Kota Bandung penyumbang kasus DBD terbanyak di Jabar dengan 1.021 kasus. Sedangkan yang paling sedikit Kota Banjar 20 kasus.

(Budiana Martin/Anthika Asmara)

Berita Terbaru

spot_img