BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tim Pekan Kreatif Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berinovasi membuat suatu sistem informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat terdampak maupun tidak terdampak bencana. Hal ini seiring dengan letak geografis Indonesia yang rawan bencana alam salah satunya gempa bumi.
Menjadi negara yang dilalui sabuk seismik sebagai tempat pertemuan lempeng tektonik menjadi salah satu faktor utama Indonesia menjadi satu dari tiga negara di dunia yang paling terancam gempa bumi setelah Philippines dan India. Sepanjang tahun 2022, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 10.843 kali gempa bumi terjadi di Indonesia.
Berbagai upaya untuk meminimalisir dampak bencana alam senantiasa dilakukan oleh lembaga pemerintah terkait maupun berbagai kalangan yang memiliki kepedulian terhadap fenomena alam tersebut. Pengembangan sistem informasi pra bencana maupun pasca bencana merupakan satu dari sekian banyak upaya meminimalisir dampak bencana alam berlebih. Namun upaya tersebut masih dirasa kurang, karena masih banyaknya terjadi excessive charity seperti yang terjadi di Cianjur beberapa waktu lalu dan maraknya penipuan terkait donasi kebencanaan.
Berangkat dari kepedulian terhadap dampak pasca bencana, tim PKM-KC UPI yang diketuai mahasiswa Teknik Logistik UPI, M. Faherza Hasyir Rahman berinovasi membuat suatu sistem agar penyaluran informasi akan peristiwa bencana alam dapat dengan tepat diterima pemangku kepentingan dan masyarakat luas. Dengan demikian, aksi cepat tanggap seperti pengerahan tenaga bantuan, hingga penyaluran bantuan non teknis dapat dilakukan dengan tepat guna.
Didampingi Hanissa Okitasari, S.T, M.Sc., Faherza (Teknik Logistik UPI) bersama keempat anggotaanya Sheren Aurelia Widjaja (Teknik Logistik UPI), Tobi Anggesta (Sains Informasi Geografi UPI), Putri Anjar Sari (Teknik Logistik UPI), dan Zeqy Zulhaqy (Teknik Elektro UPI) membuat suatu sistem informasi bernama Blockchain Disaster Management (BDM) untuk humanitarian logistic sebagai tindakan penanggulangan pasca bencana. Perancangan sistem informasi BDM bertujuan menyediakan informasi kebencanaan secara real time.
“Tim PKM-KC pun menyediakan informasi terkait kebencanaan yang bisa diakses seluruh lapisan masyarakat melalui media sosial Instagram @bdm_pkm23. Kami pun telah menerbitkan artikel ilmiah di Journal of Logistics and Supply Chain (JLSC) UPI dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) manual book dan Software Requirement Specification (SRS) prototipe sistem informasi berbasis website BDM,” kata Faherza saat ditemui di kampus UPI Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Selasa (14/11/2023).
Prototipe sistem informasi BDM, lanjut Faherza, dikerjakan dalam waktu lima bulan dengan output dua buah prototipe. Yaitu sistem design menggunakan Figma dan website dengan perancangan menggunakan bahasa pemrograman php native sedangkan peta-peta posko pengungsian dibuat melalui aplikasi ArcGIS.
“Saat ini, prototipe dikembangkan dengan sample awal sesar lembang. Pada penggunaannya, sistem informasi BDM tersebut didesain untuk dua jenis akses yakni akses untuk masyarakat umum dan akses khusus untuk pemangku kepentingan (administrator) seperti dinas sosial, rumah sakit, palang merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB),” Faherza menambahkan.
Faaherza menuturkan, sistem informasi BDM didesain secara menarik dan fungsional. Seperti menampilkan informasi jenis bencana, lokasi bencana yang dilengkapi peta 2D, serta detail kebutuhan yang bersangkutan dengan peristiwa bencana alam.
“Program BDM telah disosialisasikan ke stakeholder terkait yaitu BPBD, PMI Jawa Barat, dan RS Hasan Sadikin Bandung,” kata dia.
Program Blockchain Disaster Management (BDM) ini pun mengantarkan Faherza dan tim untuk mewakili UPI pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) bersama 11 tim lainnya. Video penjelasan terkait fitur prototipe pertama dapat disimak pada tautan https://bit.ly/videoprototypeBDM.
(Ageng)
 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berinovasi membuat suatu sistem informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat terdampak maupun tidak terdampak bencana.){kind=link}