spot_img
Minggu 5 Mei 2024
spot_img
More

    9 Karya dari Berbagai Negara Meriahkan BIFAF Tahun 2023

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: UPT Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dibawah Koordinasi Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi berkolaborasi dengan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) menggelar Bandung Isola Performing Art Festival (BIFAF) Intercultural Collaboration tahun 2023. Kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-69 UPI digelar di Villa Isola Park, Jumat (20/10/2023) malam WIB.

    Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi UPI Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P mengatakan, BIFAF merupakan festival tahunan yang mengusung konsep pasar seni pertunjukan. Festival ini memfasilitasi seluruh insan kreatif, koreografer dan produser seni untuk bertemu dengann festival director, kurator, vanue presenter, hingga pemangku kepentingan lainya dalam sesi showcase dan pitching.

    “Tahun ini, BIFAF menampilkan live performance intercultural collaboration melibatkan 9 karya dari berbagai negara di Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan negara antarbenua seperti Jerman, Belanda dan Amerika Serikat. BIFAF pun menghadirkan Galih Mahara selaku curator festival, serta Saian Badaruddin, M.Pd sebagai Chief Executive BIFAF,” kata Agus.

    Agus menambahkan, para seniman yang hadir pada kegiatan BIFAF tahun 2023 berasal dari berbagai negara. Diantaranya Rainy Light yang diinisiasi Rithaudin Abdul Kadir dari Malaysia, Hominid Heart yang diinisasi Ari Rudenko dari Amerika Serikat, Somewhere in the Dust yang diinisasi Dimar Dance Theatre/Dian Bokir Indonesia dan Martina Feiertag dari Jerman.

    Kemudian Tambului yang diinisiasi Fairul Zahid (Singapura), Trekking yang diinisasi Park Na Hoon (Korea Selatan), GONG yang diinisasi Aafkeu De Jong (Belanda), GARBHA yang diinisasi Yana Endrayanto dengan kolaborasi 5 negara yaitu India, Belanda, Malaysia, Korea dan Amerika Serikat, Chassing The Eagle Shadow yang diinisasi Noviyanti Maulani dari Indonesia Galuh Pakuan Subang, serta TABLE yang diinisasi Iing Sayuti dari Indonesia.

    “BIFAF menjadi wadah yang positif untuk promosi karya seni pertunjukan inovatif terkurasi di Kota Bandung. Festival ini memfasilitasi bagi para pencipta, penyaji seni dan tim pekerja kreatif untuk mementaskan karyanya sehingga terjadinya kolaborasi dan transaksi dengan para direktur festival dan venue presenter tingkat nasional dan internasional,” Agus menegaskan.

    Kepala UPT Kebudayaan UPI, Dr. Ayo Sunaryo, M.Pd menjelaskan, BIFAF bertujuan mempertemukan para pelaku kreatif, koreografer, produser karya pertunjukan dengan stakholdernya melalu showcase, menjalin jejaring dan kolaborasi, serta memberikan kontribusi pada pengembangan industry kreatif seni pertunjukan di Indonesia. Kehadiran BIFAF diharapkan dapat menciptakan iklim pertunjukan yang baik bagi para penikmat seni di Indonesia dan Mancanegara.

    BIFAF, lanjut Ayo, sudah dimulai sejak 2016 dan telahj memberikan manfaat serta dapat dirasakan untuk memunculkan koreografer-koreografer muda yang akan meramaikan dunia tari. BIFAF sendiri merupakan ruang luar kelas khususya subsector seni pertunjukan di Indonesia untuk memunculkan koregrafer-koreografer muda yang tampil pada even nasional dan internasional.

    “Untuk pertunjukan utama pada tahun ini yakni kolaborasi antar budaya (intercultural collaboration) antar negara yang dapat terlihat dari bentuk-bentuk koreografi yang dipertunjukan,” kata Ayo.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img