BANDUNG,FOKUSJabar.id: Event off road skala nasional bertajuk Deep Forest Challenge (DFC) kembali digelar untuk kali ketiga yang di tahun 2023 ini akan mengeksplorasi jalur kawasan Garut Selatan selama lima hari, 1-7 Oktober 2023. Total, 25 mobil off road ikut meramaikan event yang didukung penuh Super Adventure ini.
Pada event off road kali ini, peserta Deep Forest Challenge 2023 akan mengarungi jalur yang dibangun pada era kolonial Belanda sebagai akses menuju potensi wisata dan jalur pertanian di wilayah tersebut sepanjang 17 kilometer. Mulai dari Kecamatan Cikajang dan berakhir di Batu Tumpang, Kabupaten Garut.
Tak hanya offroad, kegiatan lain pun digelar selama pelaksanaan event Deep Forest Challenge 2023. Yakni DFC Expedition, DFC Super Challenge, DFC Overland, dan DFC Dual Purpose.
“DFC ini bukan even biasa karena sebetulnya intonasinya bukan di kegiatan otomotifnya saja. Dalam kegiatan DFC itu, ada junggle survival, teknik recovery menggunakan kendaraan yang artinya kendaraan menjadi alat bantu manusianya dalam melakukan ekspedisi. Karena itu kita harus betul-betul selektif sehingga pemeriksaan pun super ketat terkait kendaraan maupun operatornya harus benar-benar expert di bidangnya,” kata Ketua Pelaksana DFC 2023, Leo Firmanto.
Rute yang digunakan dalam DFC 2023 kali ini, kata Leo, merupakan jalan lama yang kembali dibuka melalui event off road ini. Sehingga melalui ekspedisi off road yang dilakukan, diharapkan bisa membantu masyarakat untuk membuka akses jalur untuk mobilisasi sehari-hari.
“Jalur itu peninggalan kolonial Belanda dan mungkin sudah puluhan atau ratusan tahun tidak digunakan apalagi untuk kendaraan roda empat. Dengan ekspedisi ini, bisa lebih terbuka lah dan masyarakat pun bisa kembali menggunakannya. Jadi bukan hanya untuk senang-senang, tapi juga membantu masyarakat,” kata dia.
Bupati Garut, Rudy Gunawan menuturkan, saat penjajahan kolonial Belanda, Garut ditetapkan VOC sebagai daerah pemasok holtikutura untuk Jakarta (Batavia) dan ekspor di tahun 1890. Sehingga pada saat itu direncanakan pembuatan jalur kereta api hingga Cikajang, meneruslan jalur utama sebelumnya yang sudah ada yakni Bandung -Cibatu.
Kawasan Cikajang sendiri, lnajut Rudy, dipersiapkan sebagai satu daerah untuk penanaman komoditas kentang yang berasal dari Belanda, kopi, karet, coklat dan komoditas lainnya. Hasil bumi dari Cikajang tersebut dibawa ke Batavia menggunakan kereta api.
“Makanya dari latar belakang itu, diputuskanlah penyelenggaraan kegiatan DFC ini yang saya kira mereka sudah kompeten menggelarnya dan untuk masyarakat dilibatkan dengan adanya charity dengan sosialisasi juga. Jadi itu jalur lama yang sudah ada sejak 100 tahun lalu sebagai jalur produksi hasil pertanian baik padati maupun dengan trek yang disebut jalan stum. Ini bukan sembarang jalan, ini jalan perniagaan tahun 1890,” kata Rudy.
Untuk itu, kata Rudy, DFC 2023 ini merupakan ekspedisi untuk mengembalikan kejayaan masa lalu jalur stum perniagaan di zaman kolonial Belanda. Melalui eksepdisi Super Adventure Deep Forest Challenge 2023 ini diharapkan akan mengembalikan fungsi jalan stum tersebut sebagai jalan produksi bagi potensi wisata maupun produk pertanian di kawasan tersebut.
“Untuk jalur kereta api, sudah kita mulai aktifkan sebagai jalur produksi. Dan untuk jalan stum ini, kita berharap bisa kembali dibangkitkan kembali dengan adanya ekspedisi ini,” kata Rudy.
(Ageng)