BANDUNG,FOKUSJabar.id: Lebih dari 1000 atlet renang mengikuti gelaran West Java Swimming Championship Series 2023 seri III yang digelar kolam renang UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung. Total lebih dari 4000 nomor lomba dipertandingkan selama tiga hari, Kamis-Sabtu (28-30/9/2023).
Sebelumnya, pelaksanaan seri kejuaraan renang tingkat Jabar ini sudah digelar di Cirebon dan Bekasi. Kota Bandung menjadi kota ketiga yang menggelar kejuaraan bertajuk ‘West Java Swimming Championship Series 2023’ ini.
Pengurus cabang Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Bandung sebagai tuan rumah pelaksanaan West Java Swimming Championship Series 2023 seri ke-3 ini menyambut baik pelaksanaan kejuaraan. Bahkan, PRSI Kota Bandung harus merelakan pelaksanaan Bandung Aquatic Festival diundur.
“Kita harus tunda gelaran BAF atau Bandung Aquatic Festival demi suksesnya pelaksanaan West Java Swimming Championship Series 2023 seri ketiga dari empat seri yang akan digelar. Ini merupakan terobosan yang bagus dari Pengprov PRSI Jabar untuk mengejar prestasi renang mendunia,” kata Ketua Umum Pengcab PRSI Kota Bandung, Dicky N. Wijaya saat ditemui di sela-sela pertandingan, Kamis (28/9/2023).
Pelaksanaan kejuaraan seri ketiga di Kota Bandung, diakui Dicky, lebih meriah dibandingkan dua seri sebelumnya di Cirebon dan Bekasi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peserta pada pelaksanaan seri ketiga yang dua kali lebih banyak.
“Dari jumlah lomba pun lebih banyak, bahkan untuk kelompok usia-usia muda. Dari total 4.800-an nomor lomba, setengahnya lebih mempertandingkan untuk nomor kelompok usia muda dengan jarak-jarak pendek,” kata dia.
Dengan antusiasme yang cukup tinggi dari para klub-klub renang dan pengcab PRSI kota/kabupaten di Jabar mengirimkan atlet-atlet usia muda , lanjut Dicky, proses regenerasi atlet renang pun bisa berjalan dengan baik. Kader-kader atlet renang penerus yang akan menjadi pengganti para seniornya dipastikan akan terus hadir serta diharapkan bisa membawa prestasi renang Jabar dan Indonesia makin mendunia.
“Ini bagus untuk menggerakkan klub-klub dalam menggali potensi atlet mereka, sekaligus memotivasi atlet maupun klub dalam pembinaan. Melalui sistem pembinaan yang ditata dengan lebih baik maka kita cukup yakin prestasi renang bisa mendunia dan itu harus ada komitmen dari kita sebagai para pengurus,” Dicky menegaskan.
(Ageng)