BANDUNG,FOKUSJabar.id: Tim peneliti hari jadi Persib Bandung yang diketuai Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad), Kunto Sofianto menyampaikan rekomendasi mengenai hari jadi Persib.
Dalam rilis yang diterima Jumat (22/5/2023) malam, ada lima rekomendasi dan opsi tanggal yang bisa ditetapkan sebagai hari ulang tahun Persib.
Kelima opsi ini bisa diputuskan sebagai pengganti tanggal 14 Maret 1933 yang selama ini diyakini dan selalu dirayakan sebagai hari lahir Persib.
BACA JUGA: Hadapi Persib Gelandang Bhyangkara FC Targetkan Kemenangan
Opsi perubahan hari jadi Persib dikaji secara ilmiah. Karena sejauh ini belum ditemukan bukti otentik penetapan 14 Maret 1933 sebagai hari jadi Persib.
“Selain itu, Persib sudah ditetapkan sebagai salah satu pendiri PSSI pada 1930. Logikanya, Persib harus sudah lahir sebelum PSSI dibentuk,” kata Kunto pada pemaparan tim peneliti hari jadi Persib pada Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Cordela, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Sabtu, 16 September 2023 lalu.
Dalam pemaparannya, Kunto didampingi anggota tim peneliti lainnya (Miftahul Falah, Budi Gustaman, Iqbal Reza Satria dan Muhammad Ridha Taufiq Rahman).
Kemudian, FGD dihadiri juga sekitar 20 peserta offline. Termasuk Wali Kota Bandung dan Ketua Umum Persib periode 2003-2013, Dada Rosada serta ratusan lain secara online melalui platform Zoom, menghadirkan empat narasumber utama.
BACA JUGA: Akui Persib Tim Kuat, Emral Abus Pastikan Bhayangkara FC Siap Bertanding
Selain Kunto, narasumber lainnya yang hadir dalam kegiatan FGD adalah Hawe Setiawan (budayawan/akademisi Unpas), Andi Suwirta (sejarawan UPI) dan Atep Kurnia (pegiat literasi dan penulis buku Maenbal).
Berikut 5 opsi hari jadi Persib:
- 11 Juli 1914
Alternatif pertama merujuk pada besluit pengakuan Pemerintah Hindia Belanda terhadap Bandoengsche Voetbal Bond (BVB) yang dalam statut barunya disahkan pada 10 Oktober 1919.
Namun, ada beberapa alasan untuk tidak menjadikan tanggal ini sebagai hari jadi Persib.
Pertama, perserikatan tersebut hanya untuk klub-klub berkebangsaan Belanda/Eropa.
Memang benar, ada pemain pribumi yang bermain di klub-klub tersebut, tetapi kompetisinya hanya untuk klub Belanda/Eropa.
Kedua, klub pribumi tidak diikutsertakan dalam kompetisi BVB karena dianggap memiliki kualitas sangat rendah.
Ketiga, BVB yang berubah nama menjadi Voetbal Bond Bandoengscheen Omstreken (VBBO) meleburkan diri ke Persib pada 1950-an. Dengan perkataan lain, BVB – VBBO tidak bertransformasi menjadi PERSIB.
- 5 Januari 1919
Alternatif kedua ini merujuk pada tahun kelahiran Bandoengsch Inlandsch Voetbal Bond (Perserikatan Sepakbola Bumiputra Bandung) pada 5 Januari 1919.
Tanggal tersebut muncul dari analisis terhadap berita “Kaoem Moeda”, 7 Januari 1919 dan 30 Desember 1918.
Ada dua pertimbangan untuk tanggal ini. Pertama, tanggal tersebut merupakan kali pertama penyebutan suatu bond atau perserikatan sepakbola bumiputera di Bandung dengan nama Bandoengsch Inlandsch Voetbal Bond (BIVB). Sebelum tanggal itu, tidak ditemukan adanya bond atau perserikatan sepakbola bumiputera serupa di Bandung.
Untuk itu, dilakukan interpretasi verbal terhadap berita “Kaoem Moeda”, 7 Januari 1919 dan berita yang terbit sebelum tanggal itu dan hasilnya, vergadering itu dilaksanakan pada 5 Januari 1919.
Pada Kaoem Moeda edisi 30 Desember 1918 (terbit sekitar seminggu sebelum vergadering), disebutkan pula bahwa telah dijadwalkan pada 1 Januari, 5 Januari, dan 12 Januari 1919 pertandingan antar klub. Jadi, bisa dipastikan bahwa acara vergadering BIVB terjadi pada hari Minggu 5 Januari 1919 dengan diadakannya pertandingan luar biasa antara klub K.V.C melawan Zwaluw.
- 19 Mei 1923
Alternatif ini bisa dipilih karena merupakan tanggal pertandingan kesebelasan BIVB melawan bond Semarang dalam Stedenwestrijden. Tanggal tersebut terdapat dalam pemberitaan “Kaoem Moeda” edisi 16 April 1923 yang menyebutkan bahwa pada 15 April 1923 telah diselenggarakan vergadering dalam rangka persiapan penyelenggaraan Stedenwestrijden untuk empat bond: Bandung, Batavia, Semarang, dan Surabaya.
Dalam vergadering tersebut diputuskan juga untuk membentuk panitia pelaksana lengkap dengan komisi-komisinya serta rencana pelaksanaan seleksi pemain dalam rangka membentuk kesebelasan BIVB.
- 22 Oktober 1928
Berdasarkan interpretasi faktual (salah satu bentuk interpretasi dalam metode sejarah), perayaan satu tahun berdirinya BIVB yang diberitakan “Bintang Timoer” edisi 23 Oktober 1929 mengandung makna bahwa pada 22 Oktober 1928 di Kota Bandung telah berdiri perserikatan sepak bola dengan menggunakan identitas keindonsesiaan bernama Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Perserikatan Sepakbola Indonesia Bandung).
Perserikatan ini sebagai perubahan nama dari BIVB (Inlandsche) menjadi BIVB (Indonesische).
Mengapa tanggal 22 Oktober 1928? Karena perayaannya dilakukan satu hari sebelum diberitakan oleh surat kabar “Bintang Timoer” edisi 23 Oktober 1929.
Legal formal atas pendirian BIVB (Indonesia) sampai saat ini belum ditemukan dan meskipun sudah mengajukan pengakuan hukum kepada Pemerintah Hindia Belanda (Departement van Justitie), sampai sekarang belum/tidak ditemukan (diduga kuat ajuan itu tidak ditindaklanjuti oleh Pemerintah Hindia Belanda).
BIVB inilah yang mewakili perserikatan sepak bola di Bandung yang ikut melahirkan PSSI pada 19 April 1930.
- 18 Maret 1934
Tanggal 18 Maret 1934 bisa dipertimbangkan sebagai hari jadi PERSIB apabila merujuk pada penggunaan PERSIB sebagai nama perserikatan dan/atau klub. Alternatif tersebut merujuk pada pemberitaan surat kabar “Sipatahoenan” edisi 19 Maret 1934 (judul berita : PSIB + NIVB = PERSIB).
Namun, ada dua catatan yang tidak bisa diabaikan. Pertama, penggunaan nama PERSIB tidak dilakukan ketika didirikan sebuah klub dan/atau perserikatan yang sama sekali baru. Melihat perkembangan sepak bola (pribumi) di Kota Bandung, dapat ditarik benang merahnya: BIVB (Inlandsche) – BIVB (Indonesische) – PSIB (fusi beberapa perserikatan) – Persib (fusi PSIB dan NVB).
Kedua, tanggal itu lebih muda dari tanggal kelahiran PSSI yang dibidani oleh BIVB beserta enam bond lainnya.
(Arif/Anthika Asmara)